Jumat, 20 Jun 2025 01:34 WIB

Surabaya Dipuji KPAI: RIAS Jadi Contoh Penanganan Anak Berbasis Keluarga

  • Reporter : Ade Resty
  • | Kamis, 29 Mei 2025 13:34 WIB
Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS)

Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS)

selalu.id - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberikan apresiasi terhadap program Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS) yang diinisiasi Pemerintah Kota Surabaya. Inovasi pendidikan ini dinilai mampu menjadi role model nasional dalam menangani persoalan kedisiplinan dan pengembangan karakter anak.

 

Baca Juga: 3.800 Kasus Bullying di Indonesia, KPAI: Tiap Tahun Terus Naik

Apresiasi tersebut disampaikan Ketua KPAI Ai Maryati Solihah saat mengunjungi RIAS di Jalan Kalijudan Indah XV No. 2-4, Surabaya, Selasa (28/5/2025), dalam rapat koordinasi bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

 

"RIAS menjadi rumah yang sesungguhnya bagi anak-anak. Penanaman kedisiplinan di sini menjawab persoalan hingga ke akar. Program ini patut dicontoh kota-kota lain," ujar Ai.

 

Menurutnya, pendekatan humanis dan terintegrasi di RIAS menciptakan lingkungan pendidikan yang benar-benar ramah anak. Ia juga menyoroti dukungan lintas sektor, termasuk peran aktif pihak swasta dan komunitas, dalam mendorong pemenuhan hak anak atas pendidikan dan pengembangan diri.

 

Ai Maryati bahkan menyaksikan langsung interaksi anak-anak serta ruang belajar yang inklusif. Ia menyebut sejumlah anak peserta program RIAS kini berhasil menempuh pendidikan tinggi. “Peran pemerintah dan swasta sangat menentukan dalam membentuk karakter dan memenuhi hak anak,” imbuhnya.

 

Solusi dari Hulu

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan, RIAS lahir dari keprihatinan terhadap anak-anak bermasalah yang sebagian besar berasal dari keluarga tidak harmonis. "Data kami menunjukkan 99 persen anak-anak yang bermasalah berasal dari keluarga yang tidak baik-baik saja," kata Cak Eri, sapaan akrabnya.

 

Karena itu, sejak 2023, Pemkot Surabaya menjalankan program RIAS dengan pendekatan "Satu Keluarga, Satu Sarjana", yang mencakup pendampingan pendidikan, layanan psikologis, dan dukungan orang tua asuh. “Kami ambil alih pendidikan anak-anak dari keluarga tidak mampu, baik dari sisi biaya maupun bimbingan moral,” jelasnya.

 

Program ini tidak hanya menekankan akademik, tapi juga penguatan karakter melalui disiplin dan keterampilan hidup. Jam malam, kewajiban ibadah, serta aturan hidup bersama disepakati bersama orang tua anak.

 

“Akhlak adalah fondasi segalanya. Kami ingin membentuk anak-anak berkarakter kuat, saling menguatkan, bukan menjatuhkan,” tegas Eri.

 

Peran Ayah Jadi Fokus

Cak Eri menegaskan pentingnya peran ayah dalam membentuk karakter anak. Bahkan, ia turun langsung mengajar di Program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH), seperti yang ia lakukan di Tambak Segaran Wetan pada Senin (27/5).

 

“Anak yang mendapatkan kasih sayang ayah tidak mudah tergoda bujuk rayu. Ini yang saya tekankan kepada para ayah,” ujar Eri.

 

Ia menambahkan bahwa anak perempuan yang dekat dengan ayah cenderung lebih kuat menghadapi pengaruh negatif. Oleh sebab itu, Pemkot kini juga menguatkan pendampingan psikologis dan sosial untuk orang tua sebagai upaya membangun ketahanan keluarga.

 

"Masalah anak jangan hanya dibebankan ke anak. Kita perlu melihat sejauh mana orang tuanya memberi contoh," katanya.

 

Ketua TP PKK Surabaya, Rini Indriyani, turut menyampaikan bahwa SOTH tahun 2025 memprioritaskan edukasi soal peran ayah. "Ada 13 materi dalam SOTH, salah satunya khusus tentang keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak," jelasnya.

 

Menurutnya, kebahagiaan ibu saat merawat anak sangat dipengaruhi oleh sikap dan keterlibatan suami. “Penelitian menunjukkan, ibu lebih bahagia saat mendapat dukungan emosional dari ayah anaknya,” ungkap Bunda Rini.

 

Program SOTH terus dikembangkan dengan menghadirkan para pejabat kota, termasuk lurah dan camat, sebagai narasumber. Tujuannya agar pengalaman mereka sebagai kepala keluarga bisa menjadi inspirasi bagi para peserta.

 

Menuju Kota Layak Anak Paripurna

Meski telah enam tahun berturut-turut meraih predikat Kota Layak Anak (KLA) Utama, Pemkot Surabaya tak berpuas diri. Upaya pencegahan kenakalan remaja terus diperkuat melalui pelibatan orang tua, serta pendampingan berkelanjutan yang melibatkan rumah sakit, shelter, hingga program rehabilitasi.

 

Cak Eri berharap, pendekatan menyeluruh dalam program RIAS dan SOTH dapat mendorong Surabaya naik tingkat menjadi KLA Paripurna, dan menjadi contoh dalam program Child Friendly Cities Initiative (CFCI) bersama UNICEF.

 

“Kalau ayahnya tenang, ibunya bisa merawat anak dengan lebih baik. Di situlah kekuatan keluarga terbentuk,” pungkasnya. (ADV)

 

Editor : Ading