Jumat, 20 Jun 2025 01:32 WIB

Pemkot Surabaya Bakal Sekolahkan Anak Keluarga Miskin, Begini Syaratnya

  • Reporter : Ade Resty
  • | Minggu, 25 Mei 2025 15:38 WIB
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi

selalu.id - Pemerintah Kota Surabaya bakal membiayai pendidikan anak-anak dari keluarga miskin, serta menyediakan asrama.

Wali Kota Eri Cahyadi menekankan, bantuan itu hanya diberikan jika anak-anak mematuhi aturan sederhana: harus sudah berada di rumah pada pukul 22.00 WIB.

Baca Juga: Sinergi dengan Sekolah Bibit Unggul, Sekolah Rakyat di Surabaya Siap Dibuka

“Kami siap tanggung biaya sekolah, asalkan anak-anak ini mau berubah. Minimal jam 10 malam sudah di rumah. Kalau masih keluyuran, kami anggap tidak ada pengawasan dari orang tua,” kata Wali Kota Eri dalam kegiatan “Kelas Sinergi Keluarga untuk Remaja yang Lebih Baik” di Gedung Sawunggaling, Sabtu (24/5/2025).

Kegiatan ini diikuti oleh 500 orang tua dari keluarga berpenghasilan rendah (desil 1-3) yang anak-anaknya pernah terjaring razia Satpol PP.

Wali Kota Eri menegaskan bahwa perubahan perilaku remaja tidak bisa hanya dibebankan ke pemerintah, tetapi harus dimulai dari rumah.

“Saya ingin membuka pikiran orang tuanya. Banyak yang tidak mengawasi anaknya, tidak peduli, dan itu bisa kena pasal pembiaran,” tegasnya.

Pemkot Surabaya telah menyiapkan berbagai fasilitas pendidikan dan pembinaan karakter untuk remaja, mulai dari Sekolah Kebangsaan, Kampung Anak Negeri, hingga Asrama Bibit Unggul.

Baca Juga: Risma Siapkan SMA/SMK Gratis di Jawa Timur  

Bahkan, tersedia kuota 200 anak untuk program Satu Keluarga Satu Sarjana, serta 200 tempat tambahan untuk jenjang SMP dan SMA.

“Kalau keluarganya tidak mampu, serahkan ke pemkot. Kami sekolahkan di tempat yang layak, bukan ditaruh di penampungan semata. Ada ruang kelas, ada pendamping, dan ada masa depan,” jelas Eri.

Ia juga membantah anggapan bahwa asrama pemerintah adalah tempat hukuman. Justru, lanjutnya, tempat-tempat itu dirancang untuk menciptakan lingkungan positif dan mendidik, bagi anak-anak yang sebelumnya terbiasa hidup di jalanan, mengamen, atau terlibat perkelahian.

Menurut Eri, akar dari banyak masalah remaja adalah pola asuh yang minim kasih sayang dan perhatian. Karena itu, ia meminta agar orang tua tidak menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab kepada pemerintah.

Baca Juga: DPRD Surabaya Minta Pemkot Sinkronkan Data Siswa Penerima Seragam Gratis

“Kalau masih mampu, ya awasi sendiri. Tapi kalau tidak mampu, kami bantu. Inilah gotong royong membangun masa depan anak-anak Surabaya,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala DP3A-PPKB Kota Surabaya Ida Widyawati menyampaikan, pihaknya langsung bergerak cepat untuk menindaklanjuti arahan wali kota, termasuk mengikutsertakan orang tua berpenghasilan di bawah Rp 4 juta dalam program padat karya.

“Banyak anak yang bermasalah berasal dari keluarga tidak lengkap, mereka cari perhatian dengan cara yang salah. Maka kita perkuat pendidikan keluarga juga,” jelasnya.

Editor : Arif Ardianto