selalu.id – Perjalanan umrah tahun 2025 membawa penyesuaian regulasi kesehatan. Pemerintah Arab Saudi menetapkan kewajiban vaksinasi meningitis dan polio bagi seluruh jemaah, menyusul temuan kasus penularan setelah kepulangan jemaah ke Indonesia.
Hal itu disampaikan dalam seminar bertajuk Memahami Regulasi Umrah 2025/1447 yang digelar Forum Komunikasi Pengusaha Travel Umrah Haji (FK Patuh) Jawa Timur di Deka Hotel Surabaya, Rabu (25/6/2025).
Baca Juga: Capai Resolusi, Begini Akhir Putusan untuk Prof. BUS Dekan FK UNAIR
Ketua FK Patuh Jatim, Ahmad Bajuri, mengatakan bahwa dua jenis vaksin kini menjadi syarat wajib keberangkatan.
“Kalau tahun lalu vaksin polio belum wajib, sekarang sudah jadi keharusan. Ini karena ada jemaah yang pulang ke Indonesia terpapar polio,” kata Bajuri.
Ia juga mengingatkan bahwa sistem pemeriksaan vaksin akan diperketat, termasuk di bandara keberangkatan. Jemaah diminta tidak menggunakan kartu vaksin palsu.
“Kalau ketahuan palsu atau belum vaksin, bisa gagal berangkat. Pemeriksaannya ketat,” tegasnya.
Baca Juga: Mantan Rektor Unair Tolak Keputusan Pencopotan Prof. BUS
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan RSUD dr Soetomo, dr Ari Baskoro, menjelaskan bahwa risiko penyakit menular meningkat karena jemaah berasal dari berbagai negara, termasuk kawasan endemis seperti Afrika dan Timur Tengah.
“Meskipun Indonesia tidak endemis meningitis atau polio, risiko tetap tinggi karena kondisi berdesakan, seperti di Mina yang hanya 0,8 meter persegi per orang,” jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa vaksin berfungsi sebagai pencegahan, bukan pengobatan, dan idealnya diberikan satu bulan sebelum keberangkatan agar antibodi terbentuk secara optimal.
Baca Juga: Dinilai Tak Adil, Pencopotan Prof Budi Santoso Jadi Sorotan Dokter Indonesia
“Dua minggu sebelum keberangkatan masih boleh, tapi idealnya satu bulan,” ujarnya.
dr Ari juga menambahkan bahwa tidak ada kewajiban karantina bagi jemaah umrah, kecuali jika sedang sakit. Ia menekankan bahwa vaksinasi penting untuk membangun imunitas, terutama bagi jemaah lanjut usia yang lebih rentan tertular.
“Kalau usia 60 tahun ke atas, sistem imun sudah lemah. Potensi tertular lebih tinggi,” pungkasnya.
Editor : Ading