selalu.id – Mantan Ketua DPRD Jawa Timur, Kusnadi, akhirnya memberikan klarifikasi usai dinyatakan hilang selama lima hari. Ia membantah kabar penculikan dan menjelaskan bahwa dirinya pergi ke Pamekasan, Madura, untuk mencari pengobatan alternatif sekaligus menghindari lebaran sendirian.
Baca Juga: Ini Identitas Tiga Orang yang Jemput Kusnadi sebelum Hilang Lima Hari
“Terus terang saya tidak diculik, tidak menghilang, tidak melarikan diri, dan tidak dianiaya. Saya memang pergi dengan teman ke Madura karena ingin cari obat alternatif. Saya tinggal di pesantren, malah dikasih makan sate dan gulai pas lebaran haji,” kata Kusnadi kepada wartawan, Senin (9/6/2025).
Kusnadi menjelaskan bahwa dua minggu sebelum keberangkatan, seorang temannya dari Pamekasan datang ke tempat tinggalnya di peternakan ayam di Balongbendo, Sidoarjo. Teman tersebut berniat membuka Warung Madura dan kerap menginap meskipun hanya tidur di kursi.
“Waktu itu saya mikir, masa lebaran saya sendirian di kandang ayam? Saya juga sedang bosan karena dua tahun terakhir berjuang melawan kanker getah bening. Saya sudah 17 kali kemo dan kondisi tubuh sering gatal luar biasa, apalagi kalau menjelang kemo lagi,” ujarnya.
Karena alasan kesehatan dan kebutuhan batin, Kusnadi ikut temannya pulang ke Pamekasan. Di sana, ia tinggal beberapa hari di sebuah pesantren dan menjalani pengobatan tradisional. Ia mendapat doa, serta dibekali air, minyak, dan salep herbal.
Terkait tidak adanya kabar selama lima hari, Kusnadi menjelaskan bahwa ponselnya tertinggal di mobil saat keberangkatan dan baru dikembalikan pada Sabtu malam. Saat itu, kondisi ponselnya sudah mati kehabisan daya.
“Itu HP saya ditaruh di belakang jok mobil. Saya lupa ngambil pas turun. Baru Sabtu malam dikembalikan, kondisinya sudah mati. Saya pinjam charger teman, tapi colokannya beda. Baru tadi malam jam 11 bisa ngecas,” ungkapnya.
Baca Juga: Begini Kata Kapolsek Balongbendo Soal Hilangnya Mantan Ketua DPRD Jatim Kusnadi
Setelah ponselnya aktif kembali, ia segera membaca pemberitaan dan langsung menghubungi anaknya.
“Pagi-pagi buta dia langsung jemput ke Pamekasan. Saya sadar, saya salah karena tidak memberi kabar. Tapi bukan tidak mau, memang keadaannya seperti itu,” katanya.
Kusnadi juga menepis dugaan penculikan dan menegaskan bahwa orang yang menjemputnya adalah teman lama, bukan orang asing.
Baca Juga: Cerita Kusnadi Hendak Beli Pakan Ternak hingga Tergeletak di Madura
“Saya kenal baik dengan mereka. Kami memang tidak satu angkatan, tapi dulu satu organisasi kemahasiswaan. Mereka bantu saya selama di sana,” katanya.
Ia menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga, masyarakat, dan aparat kepolisian atas kegaduhan yang terjadi.
“Saya mohon maaf kepada semua pihak. Terutama anak saya yang sampai panik. Ini jadi pelajaran buat saya. Sekali lagi saya tegaskan: saya sehat, saya tidak diculik, dan saya tidak ingin menyulitkan siapa pun,” pungkasnya.
Editor : Ading