Jumat, 20 Jun 2025 01:43 WIB

Hadapi Perubahan PPDB 2025, Dispendik Surabaya Gelar Simulasi Online

  • Reporter : Ade Resty
  • | Selasa, 22 Apr 2025 15:27 WIB
PPDB

PPDB

selalu.id - Kepala Dispendik Surabaya, Yusuf Masruh, menyatakan bahwa sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2025 akan lebih modern dengan konsep paperless dan berbasis online untuk menciptakan proses pendaftaran yang lebih praktis dan transparan.

Mengantisipasi perubahan tersebut, Dispendik menyiapkan simulasi interaktif PPDB secara online guna membantu orang tua memahami proses dan jalur pendaftaran dengan lebih mudah.

Baca Juga: Soroti PPDB dan Akses Pendidikan, Warga Desak PKS Lebih Tegas Bela Anak Surabaya

Simulasi ini akan ditayangkan melalui website resmi dan media sosial Dispendik. Tujuannya, agar orang tua tidak bingung saat memilih jalur pendaftaran, termasuk dalam menentukan zonasi domisili.

“Nanti kita siapkan simulasi. Misalnya, orang tua ingin memilih jalur Domisili 1, bisa lihat langsung mekanismenya. Begitu juga Domisili 2, semuanya ada contohnya,” terang Yusuf, Selasa (22/4/2025).

Simulasi tidak hanya menampilkan visualisasi alur pendaftaran, tetapi juga skenario berdasarkan wilayah, kelurahan, hingga persentase kuota di jalur afirmasi, prestasi, mutasi, dan domisili.

Baca Juga: PPDB Surabaya 2025: Simulasi Daring Digelar, Posko Dibuka di Seluruh Sekolah

Selain itu, Dispendik juga akan menggelar sosialisasi langsung ke sekolah-sekolah dan kelurahan agar informasi PPDB menjangkau semua lapisan masyarakat.

Posko bantuan akan tersedia di sekolah dasar (SD) untuk mendampingi orang tua yang mengalami kesulitan akses layanan online.

“Kalau orang tua kesulitan akses internet atau sinyal, bisa ke SD terdekat. Tidak perlu datang ke sekolah tujuan, semua bisa dibantu di SD yang sudah kami siapkan,” jelas Yusuf.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Awasi Ketat "Numpang KK" saat PPDB

Ia menambahkan, meskipun proses pendaftaran berbasis digital, keputusan tetap sepenuhnya berada di tangan orang tua.

“Teman-teman di sekolah hanya membantu teknis. Pilihan sekolah tetap ditentukan orang tua. Kami tidak ingin ada kasus salah pilih karena terburu-buru atau kurang memahami mekanisme,” pungkasnya.

Editor : Ading