selalu.id – Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Imam Syafii, menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih belum tepat sasaran, terutama bagi wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi.
Meski telah berkembang dari lima menjadi 38 sekolah sejak Januari 2025, Imam menyoroti ketimpangan distribusi MBG. Dari data DPRD, lima kelurahan termiskin di Surabaya—Moro Krembangan, Pegirian, Kapas Madya, Sidotopo, dan Tanjung Perak—belum tersentuh program ini.
Baca Juga: Wali Kota Eri Akui Anggaran Rp1,1 Triliun MBG Tak Pernah Disahkan APBD Surabaya
Uraian data tersebut adalah Moro Krembangan (Kecamatan Krembangan) terdapat 4.116 jiwa miskin, 1.300 KK. Pegirian (Kecamatan Semampir) terdapat 2.294 jiwa miskin, 895 KK.
Kemudian, Kapas Madya (Kecamatan Tambaksari) terdapat 2.765 jiwa miskin, 884 KK. Sidotopo, (Kecamatan Semampir) terdapat 2.737 jiwa miskin, 856 KK. Lalu, Tanjung Perak, (Kecamatan Pabean Cantikan) terdapat 2.739 jiwa miskin, 758 KK.
"Sekarang ini, sekolah penerima MBG justru berada di wilayah seperti Wonocolo, Rungkut, Tambaksari, Bulak, dan Gubeng. Padahal, lima kelurahan di atas sama sekali belum mendapatkan program ini,” ujarnya, Senin (24/3/2025).
Imam meminta Pemkot Surabaya lebih dilibatkan dalam perencanaan dan distribusi MBG agar program ini benar-benar tepat sasaran. Ia juga menyoroti kurangnya transparansi dalam perencanaan.
"Pemkot punya data lengkap dan perangkat yang bisa membantu agar program ini lebih efektif. Jangan sampai anggaran besar dari APBN tidak tepat sasaran,” tegasnya.
Baca Juga: Dispendik Saran Hentikan Sementara MBG selama Ramadan, Begini Tanggapan DPRD Surabaya
Editor : Ading