selalu.id – Habitat atau ruang-ruang penulisan masih belum masif digeliatkan, khususnya di Surabaya. Hal tersebut pun kemudian berbanding lurus dengan produk literasi yang dihasilkan.
Oleh karenanya, beberapa penulis Surabaya lintas disiplin yakni; Rio Eka seorang penulis naskah film dan sutradara film, Dyah Ayu Setyorini a.k.a Ading seorang penulis naskah lakon dan sutradara teater, serta Rici Swanjaya seorang penulis novel dan cerpen menginisiasi 'Habitus'.
Baca Juga: Begini Cerita Anggota Satpol PP Korban Penganiayaan Massa Buruh
Habitus adalah sebuah metode yang dikembangkan dengan pendekatan partisipatif melalui penyajian materi dan pola yang bertumpu pada pengalaman berpikir, berimajinasi dan pola laku menulis pesertanya. Metode habitus yang diterapkan dalam model pembelajaran kelas ini 75 persen pelaksanaannya berfokus pada praxis.
Habitus bersama C2O Library & Collabtive pun kemudian melanjutkan langkah dengan meluaskan habitat penulisan yang lebih inklusif melalui Kelas Mengarang sebagai ruang laboratorium penulisan berbasis storytelling fiksi.
Dengan melibatkan para peserta dalam pembelajaran penulisan fiksi yang berfokus pada pengembangan kreativitas dan kepenulisan yang rasional dan dialektis.
Kelas Mengarang Batch 1 pun telah melahirkan peluncuran Buku Kompilasi Cerita, 'Panggung Baru', Selasa (14/11/2023) di C2O Library & Collabtive. Peluncuran 'Panggung Baru' menjadi semakin menarik menghadirkan penulis dan komikus Surabaya yakni Vemma Novitasari dan perwakilan dari Komunitas Sastra Sruntulisme yakni Rizky Amir, Rio Eka sebagai fasilitator dari Kelas Mengarang dan Glaniz Izza sebagai alumnus Kelas Mengarang Batch 1.
Buku 'Panggung Baru' yang merupakan kompilasi cerita dari 10 peserta penulis yang turut berproses di Kelas Mengarang Batch 1 dan telah melalui proses penyuntingan dan kurasi. Karya-karya ini menggambarkan keberagaman imajinasi, kreativitas, dan keunikan setiap penulisnya.
10 penulis tersebut antara lain; Faizah Izdihar, Fontaine Ekawati, Glaniz Izza, Alief Sahrul Azhar, Juni Rahamnita, Widya Kartikasari, Rio Eka, Dyah Ayu Setyorini, Rici Swanjaya, dan Mikael Edo Imantaka.
Baca Juga: Begini Upaya Pemkot Surabaya Hambat Laju Inflasi di Penghujung Tahun 2023
"Buku ini adalah wujud apresiasi kita kepada para penulis yang telah mau untuk turut menjaga habitat penulisan. Terlebih dalam prosesnya penulisan cerita ini dilakukan dengan metodologis tanpa mengurasi daya imaji dan kreativitas masing-masing penulis. Sehingga selain melahirkan karya yang rasional, cerita-cerita itu unik dan otentik," jelas Rio.
Hal itu pun diamini Glaniz yang merupakan alumnus yang mengalami langsung proses penulisan di Kelas Mengarang.
"Di Kelas Mengarang ini, saya tahu bahwa menceritakan sesuatu itu ada banyak sekali hal yang butuh dipikirkan, karena cerita itu kemudian harus hadir sebagai semesta tersendiri yang logis dan rasional sekalipun itu berawal dari imajinasi yang liar. Saya dapat banyak hal, mulai melihat tragedi, membuat premis, merancang karakter, menentukan plot dan alur. Kita semua penulis didampingi dengan penuh dialektika," tukas Glaniz yang juga seorang konsultan bisnis ini.
Baca Juga: HIV/AIDS Mulai Menyasar Remaja di Surabaya, DPRD Minta Pemkot Gerak Cepat
Menurut Edo, perwakilan dari C2O Library & Collabtive acara peluncuran ini akan memberikan kesempatan bagi para peserta, penulis, dan penggemar literasi untuk bertemu dan berinteraksi langsung dengan para pembicara yang berpengalaman dalam dunia penulisan.
"Ini adalah peluang langka untuk mendapatkan wawasan mendalam dan inspirasi dari para ahli dalam industri kreatif," ujar Edo yang sekaligus jadi moderator dalam Peluncuran Buku Kompilasi Cerita Kelas Mengarang 'Panggung Baru'.
Editor : Ading