selalu.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati membeli daging dan benar-benar awas dalam memilah daging yang sehat dan gelonggongan. Terlebih lagi melalui pihak Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Surabaya telah menemukan oknum pedagang di kawasan Pegirian yang menjual daging gelonggongan.
Sebab itu, Pemkot Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya meminta masyarakat berhati-hati mengonsumsi daging sapi gelonggongan. Kabid Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya, drh Sunarno Aristono mengungkapkan bahwa peredaran daging sapi gelonggongan ini menimbulkan kerugian bagi konsumen ketidaksesuaian kualitas.
Baca Juga: Hendak Parkir, Daihatsu Ayla Nyebur Selokan di Surabaya
Hal ini akan berdampak buruk pada kesehatan dan keselamatan konsumen ketika dikonsumsi. Ia pun membeberkan ciri-ciri daging gelonggongan tersebut. Aristono menjelaskan kualitas daging sapi gelonggongan itu mengandung kadar air tinggi yang dapat mempercepat pembusukan daging serta merusak protein yang terkandung dalam daging.
Apabila dikonsumsi, kata dia, dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti diare karena daging gelonggongan sudah terkontaminasi oleh bakteri. Adapun ciri-ciri daging sapi gelonggongan itu biasanya daging terlihat basah karena terdapat relatif banyak cairan pada permukaan daging.
“Cairan tersebut berasal dari daging yang berwarna kemerahan. Jika daging diletakkan di atas permukaan maka akan ditemukan cairan berwarna kemerahan di sekitar daging. Berat daging juga menyusut,” tegasnya.
Banyaknya cairan dari gelonggongan itu, lanjutnya, berasal dari sapi yang dipaksa dikasih air sebanyak-banyak dengan tujuan meningkatkan berat atau volume sapi.
"Karena sebelum dipotong sapi itu ditimbang hidup sehingga untuk meningkatkan keuntungan secara curang,"jelasnya.
Kemudian, karena sapi tersebut dipaksa minum banyak sehingga air tersebut masuk ke sela-sela daging. Lalu saat disembelih daging dari sapi gelonggongan warnaya berubah menjadi pucat dan berair.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Tanam Cabai Serentak Bersama Kelompok Tani se-Surabaya
"Berair itu misalnya satu kilo daging kalau dipadatkan mungkin hanya tujuh ons, sisanya air. Kalau didiamkan daging itu akan mengeluarkan air,"tuturnya.
Hal ini merugikan konsumen bahwa ternyata berat sapi tersebut sebagian besar karena dagingnya berisi air. Kedua, tidak menutup kemungkima airnya yang dipakai kotor maka menimbulkan bakteri.
"Daging gelonggongan mengandung lebih banyak ecoli maupun salmonela bisa menyebabkan diare. Karena daging yang diberi air itu mudah busuk dan rusak sehingga tidak baik untuk kesehatan, bisa mual, pusing, dan diare,"ucapnya.
Lebih lanjut Aristono menjelaskan bahwa daging gelonggongan jika didiamkan dari pagi sampai sore di suhu dingin masih membaik. Namun, kalau sudah empat jam sudah tak layak dan berlendir.
Baca Juga: Selundupkan Daging dari Luar Surabaya Tanpa Dokumen, Pedagang ini Diciduk
"Daging gelonggongan itu harganya murah karena dagingnya tidak murni daging tetapi bercampur dengan air, volumenya,"sebutnya.
Di sisi lain, Aristono menambahkan bahwa Pemkot Surabaya juga akan melakukan sosialisasi edukasi kepada masyarakat soal penjualan daging gelonggongan.
"Kami sosialisasi, Kamis nanti ke pedagang daging di lapak-lapak kami undang agar ikut sosialisasi di RPH. Edukasinya soal penjualan daging,"tegasnya.
"Kemudian kami juga menggelar sosialisasi kepada ibu-ibu diundang ke kecamatan, soal pemilihan daging yang baik.Satu hari saja, bersamaan tetapi lokasinya berbeda. Kamis tanggal 31 Agustus, hari ini kami koordinasi dulu dengan Kecamatan,"pungkasnya.
Editor : Ading