• Loadingselalu.id
  • Loading

Kamis, 05 Okt 2023 02:48 WIB

Mensos Risma Jelaskan Capaian Penanganan Kesejahteraan Sosial di Forum ISIC Inggris

Mensos Risma sebagai keynote speaker di Forum ISIC Inggris

Mensos Risma sebagai keynote speaker di Forum ISIC Inggris

selalu.id - Sepak terjang Menteri Sosial Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial dalam upaya pengentasan kemiskinan mendapatkan sorotan dari para cendekiawan internasional, yakni The 21st Indonesian Scholar International Convention (ISIC), di Nottingham, Inggris.

Forum The 21st ISIC dihadiri para akademisi, perwakilan pemerintah, masyarakat bisnis, dan mahasiswa dari Inggris, Indonesia dan negara-negara tetangga. Pada forum internasional tersebut, Mensos Risma menjadi pembicara dan menjelaskan berbagai langkah nyata Kementerian Sosial dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial di Indonesia.

Baca Juga: Mensos Risma Gandeng Puluhan Perguruan Tinggi Jalankan Program Pendampingan Disabilitas

Dalam kesempatan itu, Mensos menekankan dua strategi kunci penanganan masalah kesejahteraan sosial: pengurangan pengeluaran dan peningkatan pendapatan untuk masyarakat miskin dan rentan.

Untuk memperkuat penanganan kemiskinan, kualitas dan validitas data menjadi kunci. Untuk itu, Mensos menginstruksikan perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), dengan pengambilan data lebih terperinci tentang profil Keluarga Penerima Manfaat (KPM). DTKS menjadi basis dalam penyelenggaraan kebijakan bidang penanganan kemiskinan, kebencanaan, keterpencilan dan rehabilitasi sosial di Kemensos.

“Kualitas data pada DTKS semakin kredibel. Saat ini sebanyak lebih dari 139 juta data di DTKS sudah padan dengan data Dukcapil. Kami melakukan pembaruan setiap bulan. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan skor 98 untuk penyaluran bantuan sosial, dan 100 untuk PBI-JKN,” kata Mensos dalam pertemuan dengan tema “Rethinking Indonesia’s Strategy to Recover and Grow”, di The University of Nottingham, Inggris, itu.

Pertemuan ini dihadiri oleh para tokoh kunci dari Indonesia. Mereka adalah pejabat negara di tingkat pusat dan daerah, pelaku bisnis dan sebagainya. Dari tema “Rethinking Indonesia’s Strategy to Recover and Grow”, panitia membagi menjadi tiga sub-tema: sustainable transition, digitalisation and innovation, dan health and social reconstruction. Mensos menyampaikan paparan berjudul, “Poverty Alleviation and Social Protection Reform”.

DTKS juga menjadi penopang penyelenggaraan program perlindungan dan sistem jaminan sosial untuk keluarga miskin, yang dikenal sebagai Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako. “Tahun 2022, kami telah menjangkau hampir 10.000.000 KPM PKH dan 18.800.000 penerima manfaat Sembako,” katanya.

Kemensos bekerja sama dengan pemerintah daerah juga meenyelenggarakan program perlindungan sosial selama pandemi. Bersama PT Pos Indonesia sebagai penyalur, kelompok masyarakat terdampak pandemi menerima bantuan berupa BLT BBM dan BLT minyak goreng.

Untuk meningkatkan kapasitas ekonomi kelompok miskin, Kemensos membantu dengan program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA). Program ini memberikan bantuan usaha dan peningkatan kapasitas kewirausahaan. PENA membantu usaha mikro di 5 klaster: kuliner, kerajinan tangan, barang dan jasa, pertanian dan perkebunan.

“Program PENA menjangkau 4.583 penerima manfaat. Melalui intervensi, sebanyak 1.425 telah mengalami peningkatan penghasilan sampai di atas batas kemiskinan. Data per Juli 2023, sebanyak 1.322 KPM telah memiliki pendapatan diatas Upah Minimum Kota/Kabupaten, dimana diantaranya sebanyak 1.191 KPM graduasi dari penerima bansos,” kata Mensos.

Untuk mendorong pendapat kelompok marjinal, pemerintah telah membangun dua rumah susun 5 lantai dan akan memperbanyak sedikitnya 14 rusunawa lagi di 8 lokasi di seluruh Indonesia. “Lantai dasar di rusunawa ini diprioritaskan untuk lansia atau penyandang disabilitas. Untuk sewa 1 unitnya mulai dari Rp10.000 per bulan atau hanya sekitar $0,7 per bulan,” Mensos menjelaskan.

Pemenuhan dan perlindungan hak-hak penyandang disabilitas juga menjadi perhatian penting. Untuk meningkatkan kemandirian ekonomi, Kemensos mendirikan galeri Sentra Kreasi Atensi (SKA). Kisah sukses telah dapat dirasakan di berbagai lokasi, termasuk di antaranya Café More Bandung, ARTNE Coffee di Tabanan Bali, Batik Ciprat, dan sebagainya.

Kemensos juga telah melaksanakan serangkaian langkah nyata untuk meningkatkan aksesibilitas penyandang disabilitas. Hal ini dilakukan dengan membagikan tongkat penuntun adaptif dengan fitur-fitur inovatif seperti sensor panas, banjir atau air mengalir dan detektor bahan kimia berbahaya, dan GPS.

Baca Juga: Kenapa Nama Risma Tak Dimunculkan Jadi Kandidat Cawapres Perempuan dari Jatim, Ini Alasannya

Yang terbaru, Mensos telah meluncurkan Gelang Disabilitas Grahita (GRITA). Grita bisa mendeteksi denyut nadi melalui sensor. Apabila denyut nadi atau melonjak drastis, maka alat mirip jam ini akan mengeluarkan suara keras yang bisa menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. “Grita bisa menjadi penanda awal (early warning) bagi penyandang disabilitas dari berbagai ancaman. Hal ini karena Grita telah memanfaatkan artificial intelligence (kecerdasan buatan),” katanya.

Grita merupakan inovasi lanjutan dari Gelang Rungu dan Wicara (Gruwi) yang telah diluncurkan sebelumnya. Sedikit berbeda dengan pendahulunya yang aktif dengan cara menekan panic button, Grita menggunakan sensor denyut nadi dimana gelang itu akan berbunyi saat denyut nadi melebihi batas wajar.

Soal kualitas gelang bisa dijamin karena quality control alat bantu tersebut diuji langsung oleh para penyandang disabilitas. Begitulah yang selama ini diterapkan pada alat-alat bantu yang telah dikreasikan oleh Kementerian Sosial. Dukungan alat-alat tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan mobilitas dan kemadirian – termasuk kemandirian ekonomi – penyandang disabilitas.

Penyandang disabilitas juga tercatat sebagai penerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). “Tahun 2022, sebanyak 1.030.204 (935.978 keluarga) penyandang disabilitas terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosiaal (DTKS),” katanya. Tahun lalu, bantuan sosial telah menjangkau 22.500 penyandang disabilitas.

Melalui bantuan ATENSI, Kemensos juga membantuan 61.450 penyandang disabilitas (2022) dan 13.467 orang (2023). Kemudian, diberikan bantuan permakanan untuk penyandang disabilitas 39.782 yang tinggal sendiri (2022).

Bantuan Atensi juga diberikan kepada anak Yatim, Piatu, dan Yatim Piatu (YAPI). Pada 2022, bantuan ATENSI menjangkau 27.559 anak, dan tahun 2023 sebanyak 9.121 anak.

Untuk penderita katarak, Kemensos melaksanakan operasi katarak besar-besaran dilakukan di seluruh negeri, termasuk kepada anak-anak. “Sekali jalan, setidaknya 300 lansia/anak diperiksa, dan dirawat, dan bila memang dinyatakan katarak maka langsung dioperasi,” katanya. Dengan kampanye secara sistematis, pemerintah mendorong meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak penyandang disabilitas, kami meluncurkan program Indonesia Mendengar Indonesia Melihat dan Indonesia Melangkah.

Baca Juga: Hadiri Konsolidasi Akbar, Mensos Risma Puji Program Sosial Kartar Surabaya

Sebagai negara yang berada di sekitar mega-thrust dan ring of fire terbesar di dunia, pemerintah Indonesia memastikan terus meningkatkan ketahanan penyandang disabilitas menghadapi ancaman bencana. “Di daerah bencana, kami membangun pusat pengungsian besar-besaran untuk mendukung dan memastikan semua kelompok mendapatkan perlindungan,” katanya.

Untuk menghadapi kemungkinan bencana yang begitu besar, Kemensos menyediakan bufferstock di lumbung sosial. Saat ini ada 567 titik logistik (lumbung sosial) di 544 kecamatan di 145 kabupaten/kota, 29 provinsi. “Bantuan menjadi lebih dekat dan meningkatkan ketahanan masyarakat. Lumbung sosial diisi stok beras, makanan instan siap saji, kotak obat P3K, selimut, kasur, tenda, pakaian dewasa, popok bayi, generator listrik, dan perahu karet.

Kemensos juga menerjunkan 39.000 Taruna Siaga Bencana (TAGANA) termasuk difagana, dan pendamping sosial lainnya dilatih untuk dapat merespon cepat. “Kami juga punya Kampung Siaga Bencana tersebar di 936 lokasi di 34 provinsi,” katanya.

Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di kawasan terluar, Kemensos memberikan bantuan alat transportasi, yakni kapal dan motor bertenaga baterai. Bantuan ini terwujud dengan kerja sama Kemensos dengan perguruan tinggi. Yang terbaru, Mensos menyerahkan 51 unit kapal 5 GT (gross ton) kepada 51 nelayan di Kabupaten Bangka dan Kabupaten Bangka Tengah.

Kapal berbahan fiber glass dan dilengkapi dengan GPS sebagai penunjuk arah dan didorong dengan mesin 30 HP (horse power). Kapal ini mampu melesat dengan kecepatan maksimal 8 knot. Dengan ukuran 10x1,85x0,82 meter, kapal ini mampu menampung ikan 2 ton. Bantuan kapal juga diberikan kepada masyarakat Papua. Untuk menembus lokasi yang sulit dijangkau Mensos juga menyerahkan motor trail.

Hadir mendampingi Mensos antara lain, Staf Khusus Menteri Sosial (SKM) Bidang Komunikasi dan Media Massa Don Rozano Sigit Prakoeswa, SKM Bidang Pemerlu Pelayanan Kessos dan Potensi Sumber Daya Kesejahteraan Sosial Luhur Budijarso Lulu, dan jajaran pejabat Kemensos dari unit terkait.

Editor : Ading