Jumat, 20 Jun 2025 02:22 WIB

Pemkot Surabaya Dorong Budaya Keamanan Digital ASN Lewat HAIS-Q  

  • Reporter : Ade Resty
  • | Selasa, 27 Mei 2025 13:50 WIB
Human Aspects of Information Security Questionnaire (HAIS-Q).

Human Aspects of Information Security Questionnaire (HAIS-Q).

selalu.id - Di tengah percepatan transformasi digital, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus memperkuat sistem keamanan informasinya. Salah satu langkah strategisnya adalah mengukur kesadaran keamanan informasi di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui Human Aspects of Information Security Questionnaire (HAIS-Q).

 

Inovasi ini menjadi alat penting untuk memetakan sejauh mana pemahaman dan kepedulian ASN terhadap praktik keamanan informasi.

 

Kepala Bidang Keamanan dan Infrastruktur Teknologi Informasi Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Surabaya, Yudho Febriadi, menyebut HAIS-Q mengukur tujuh aspek krusial.

 

“Mulai dari manajemen kata sandi, penggunaan email dan internet, interaksi media sosial, hingga keamanan perangkat seluler dan penanganan informasi sensitif. Bahkan mencakup cara ASN melaporkan insiden keamanan,” jelas Yudho, Selasa (27/5/2025).

 

Metode ini tidak hanya menilai pengetahuan, tetapi juga menyentuh sikap dan perilaku nyata ASN dalam menjaga data dan sistem.

 

HAIS-Q telah diterapkan sejak 2023 dan menunjukkan hasil yang bervariasi antar perangkat daerah. Secara umum, kesadaran keamanan informasi di lingkungan Pemkot dinilai berada dalam kategori baik.

 

“Fokusnya pada ASN karena mereka langsung mengakses dan mengoperasikan sistem internal. Jika tak paham keamanan informasi, dampaknya bisa sangat besar,” tegasnya.

 

Langkah ini sejalan dengan Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 68 Tahun 2020 tentang SPBE dan Perwali Nomor 62 Tahun 2023 tentang Manajemen Keamanan Informasi, yang menekankan pentingnya pengelolaan informasi yang aman, profesional, dan berkelanjutan.

 

Selain pengukuran, Dinkominfo juga aktif melakukan sosialisasi dan pendampingan. Hal-hal sederhana seperti menghapus catatan rapat dari papan tulis atau menggunakan kata sandi yang kuat terus ditekankan dalam setiap sesi pembinaan.

 

“Semakin aman sistem, kadang terasa kurang nyaman. Tapi keamanan data adalah harga mati. Kami ingin ASN terbiasa menjaga informasi dengan baik,” ujarnya.

 

Bagi ASN dengan kesadaran keamanan yang belum optimal, akan dilakukan evaluasi dan pembinaan lanjutan. Tren keamanan digital terbaru juga rutin disampaikan agar ASN tetap melek digital.

 

“Menuju target SPBE 2026, keamanan informasi menjadi indikator utama. Budaya sadar keamanan digital harus terus digelorakan,” tambah Yudho.

 

Ia optimistis, HAIS-Q dapat menjadi pijakan kuat untuk membangun pemerintahan digital yang aman dan terpercaya. Harapannya, budaya ini tak hanya tertanam di kalangan ASN, tapi juga menciptakan rasa aman bagi masyarakat pengguna layanan digital Pemkot Surabaya.

 

“Kalau ASN sudah sadar dan disiplin, iklim tata kelola digital kita akan lebih sehat dan terpercaya,” pungkasnya.

 

Editor : Ading