selalu.id – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan bahwa banyak popok bayi yang ditemukan di sungai bukan berasal dari warga Surabaya.
Baca Juga: Surabaya Tertibkan Izin Parkir Swalayan, Eri Cahyadi: Untuk Lindungi Konsumen dan Pengusaha
“Popok yang ditemukan memang banyak, tapi bukan dari Surabaya. Hanya saja ditemukan di wilayah Surabaya,” ujar Eri usai sosialisasi pengelolaan limbah popok di Kampung Geblak Jambangan, Selasa (22/4/2025).
Pernyataan tersebut merespons temuan komunitas Peduli Sungai yang masih mendapati banyak limbah popok di sepanjang aliran Sungai Brantas. Meski bukan dari warganya, Eri menekankan pentingnya perubahan perilaku warga Surabaya demi menjaga lingkungan.
“Ini tanggung jawab bersama. Kita ubah kebiasaan. Jangan buang popok ke sungai. Kalau bisa, mari beralih ke popok yang bisa dipakai ulang,” imbaunya.
Pemkot Surabaya menggandeng komunitas Bumbi dan warga setempat untuk mengedukasi masyarakat soal bahaya popok sekali pakai. Menurut Eri, bahan popok tersebut sulit terurai dan bisa mencemari air yang digunakan sehari-hari.
Baca Juga: Kritik Kebijakan Parkir Wali Kota Eri, Pakar Unair Sebut Pemkot Tebang Pilih
“Air sungai itu dikelola PDAM untuk jadi air bersih. Kalau sungainya kotor karena popok, dampaknya ya balik ke kita juga,” jelasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya, Dedik Irianto, menambahkan bahwa limbah popok sekali pakai di Sungai Brantas jumlahnya mencapai jutaan. Ia menegaskan, pencemaran ini bisa berdampak serius terhadap kesehatan dan kualitas air.
Baca Juga: Tuntut Pembayaran Upah dan THR, Karyawan PT Pakerin Luruk Tunjungan Plaza Surabaya
Wali Kota Eri juga telah mengeluarkan surat edaran agar masyarakat mulai beralih ke popok dan pembalut yang bisa digunakan ulang. Surat edaran ini akan disebarluaskan ke seluruh dinas, kecamatan, hingga perusahaan, dengan harapan CSR perusahaan turut membantu keluarga kurang mampu mendapatkan popok ramah lingkungan.
“Gerakan ini butuh gotong royong. Kalau ada perusahaan yang mau bantu lewat CSR, itu sangat kami harapkan,” tutup Dedik.
Editor : Ading