selalu.id – Rencana pembangunan infrastruktur di Taman Pelangi mengalami perubahan signifikan. Awalnya, Pemkot Surabaya berencana membangun underpass untuk mengurangi kemacetan di kawasan tersebut. Namun, rencana itu dibatalkan dan digantikan dengan pembangunan flyover di Bundaran Dolog.
Baca Juga: Segel Dibuka, DPRD Surabaya Tekankan PTC Tak Boleh Lepas Tangan
Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Aning Rahmawati, menjelaskan bahwa terdapat sejumlah pertimbangan dalam pemilihan antara underpass dan flyover.
“Taman Pelangi sebelumnya dalam pembahasan Pansus, ada dua opsi: underpass atau flyover,” kata Aning, Kamis (27/3/2025).
Menurut politisi PKS ini, secara anggaran, pembangunan underpass lebih murah dibandingkan flyover. Namun, aspek konstruksi dan keamanan menjadi pertimbangan utama.
“Di lokasi itu ada saluran pengendali banjir. Jika membangun underpass, ada risiko yang berkaitan dengan sistem drainase,” jelasnya.
Sebaliknya, flyover dinilai lebih aman karena tidak akan terganggu oleh infrastruktur bawah tanah tersebut. “Meskipun lebih mahal, flyover lebih stabil dan tidak terdampak sistem drainase atau utilitas lainnya,” tambah Aning.
Ia menegaskan bahwa perubahan rencana ini tidak mengubah tujuan utama proyek, yakni mengurangi kemacetan. “Baik flyover maupun underpass memiliki fungsi yang sama, yaitu mengurai kepadatan lalu lintas,” ujarnya.
Baca Juga: Pemkot Diminta Cabut Izin Tenan Es Krim Beralkohol, DPRD Surabaya: Jangan Anggap Enteng
Selain itu, Aning mengingatkan bahwa pembangunan flyover di Taman Pelangi harus tetap mempertimbangkan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
“Estetika harus diperhatikan. Taman Pelangi adalah RTH, bukan untuk permukiman, sehingga harus dikembalikan ke fungsinya sebagai ruang terbuka hijau,” jelasnya.
Terkait anggaran, Aning menyebut bahwa pembangunan underpass sebelumnya diperkirakan menelan biaya Rp 200 miliar.
Baca Juga: Es Krim Beralkohol di PTC Hanya Didenda Rp.300 Ribu, DPRD Surabaya Kecewa
“Flyover tentu lebih mahal, karena berkaitan dengan fondasi dan ketinggian,” ungkapnya.
Ia juga memastikan bahwa proyek ini sepenuhnya didanai oleh APBN, bukan dari APBD Pemkot Surabaya.
“Pendanaannya berasal dari APBN,” pungkasnya.
Editor : Ading