selalu.id – DPRD Surabaya menilai renovasi Rumah Sakit Lapangan Tembak, Kedung Cowek bekas rumah sakit darurat Covid-19 lebih realistis dibandingkan membangun rumah sakit baru di Karangpilang yang direncanakan mulai 2025.
Baca Juga: Cari Utang untuk Bangun RS Selatan, Pemkot Surabaya Punya Alternatif Dana Pakai APBD
Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Aning Rahmati, mengingatkan bahwa proyek RS Surabaya Selatan berisiko tidak selesai tepat waktu akibat berbagai kendala, termasuk keterbatasan waktu dan efisiensi anggaran.
Menurutnya, anggaran Rp300 miliar untuk proyek ini memang sudah diketok sejak 2024, tetapi hingga kini masih terganjal regulasi. Salah satu hambatan utama adalah belum diundangkannya Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (Perda RTRW) yang menjadi dasar hukum penggunaan lahan di lokasi tersebut.
“Kalau persetujuan bersama dilakukan Februari, maka maksimal April atau Mei Perda RTRW sudah harus diundangkan. Jika tidak, proyek ini tidak bisa berjalan karena secara aturan lokasinya belum sah,” ujar Aning, kepada selalu.id, Rabu (27/2/2025).
Selain hambatan regulasi, Aning juga menyoroti panjangnya proses pembangunan rumah sakit baru. Dari tahap lelang perencanaan, pengawasan, hingga konstruksi, semuanya membutuhkan waktu. Dengan target penyelesaian pada 2025, ia ragu proyek ini bisa rampung dalam satu tahun.
“Kalau tidak nututi (tidak cukup waktu), anggaran yang sudah dialokasikan bisa terbuang sia-sia. Padahal, dana tersebut bisa dialihkan untuk program lain yang lebih prioritas,” katanya.
Baca Juga: Fiks Bangun RS Surabaya Selatan, Ini Lokasi Pindahan Lapangan Bola Karangpilang
Tantangan lain yang harus dihadapi Pemkot adalah efisiensi anggaran. Pada 2025, Pemkot Surabaya harus melakukan penyesuaian anggaran sebesar Rp900 miliar. Tak hanya itu, beberapa program yang tidak terealisasi di 2024, termasuk proyek senilai Rp1,3 triliun, akan dibebankan ke tahun berikutnya, yang berarti anggaran 2025 semakin terbebani.

“Pemkot harus sangat hati-hati dalam mengatur cash flow. Jangan sampai proyek ini malah mengorbankan program lain yang lebih mendesak,” tegas Aning.
Sebagai solusi, Aning mengusulkan agar Pemkot mempertimbangkan renovasi Rumah Sakit Lapangan Tembak di Kedung Cowek, yang sebelumnya digunakan sebagai rumah sakit darurat Covid-19. Menurutnya, langkah ini jauh lebih realistis karena hanya memerlukan renovasi, sehingga lebih cepat dan efisien dibandingkan membangun rumah sakit dari nol.
Baca Juga: Lapangan Bola Karangpilang Fiks Jadi RS Selatan, Begini Klaim Wali Kota Eri
“Kalau memang waktu tidak memungkinkan, lebih baik mempermak RS Surabaya Utara. Tinggal renovasi, selesai lebih cepat, dan bisa segera dimanfaatkan masyarakat,” katanya.
Ia juga menekankan bahwa tahun 2025 merupakan awal periode kedua Eri Cahyadi sebagai Wali Kota Surabaya. Oleh karena itu, penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) harus tetap selaras dengan target sebelumnya agar pembangunan kota tetap berjalan sesuai rencana.
“Jangan sampai proyek besar ini malah menghambat program prioritas lainnya. Pemkot harus benar-benar cermat dalam mengatur keuangan agar pembangunan berjalan efektif dan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat,” tutupnya.
Editor : Ading