selalu.id - Anggota MPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Mufti Anam mengajak masyarakat untuk terus membumikan penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam “Empat Pilar Kebangsaan”. Nilai-nilai dalam empat pilar kebangsaan tersebut bisa menjadi panduan dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.
Mufti Anam mengatakan, empat pilar kebangsaan tersebut adalah Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca Juga: Sosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan, Mufti: Relevan Jawab Tantangan Zaman
“Empat pilar kebangsaan menjadi fondasi bagi bangsa kita untuk melewati berbagai dinamika yang ada,” ujar Mufti Anam dalam sosialisasi “Empat Pilar Kebangsaan” yang digelar di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada 24 November 2024 lalu, yang diikuti perwakilan beragam komunitas dan elemen masyarakat, mulai dari santri, anak muda, kelompok perempuan, dan komunitas dunia usaha.
Mufti menegaskan, bila kita semua konsisten menerapkan nilai-nilai dalam empat pilar kebangsaan, kehidupan bangsa bisa terus bergerak maju. “Dan InsyaAllah kita bisa melewati beragam tantangan serta dinamika zaman,” kata mantan ketua umum HIPMI Jawa Timur tersebut.
Baca Juga: Komisi III DPR RI Apresiasi Polda Jatim Tangani Laka Bus di Batu
Dia menjelaskan, konsolidasi empat pilar ini pertama kali dilakukan oleh almarhum Taufiq Kiemas saat beliau menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2009-2014. Taufiq Kiemas adalah tokoh bangsa dari PDI Perjuangan.
“Empat pilar kebangsaan tersebut selaras dengan karakter dan kepribadian bangsa, karena memang keempat pilar itu bersumber dan tidak tercerabut dari kepribadian serta kearifan lokal rakyat Indonesia,” ujar pengurus GP Ansor tersebut.
Baca Juga: Pemerintah Kembali Izinkan Penjualan Gas LPG 3 Kg di Pengecer
Mantan aktivis Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) itu mencontohkan Pancasila yang merupakan satu dari empat pilar tersebut. Pancasila, papar Mufti, adalah ideologi bangsa, falsafah hidup, dan dasar negara, yang digali Bung Karno dari kebudayaan dan kearifan lokal bangsa Indonesia. Pancasila pertama kali dicetuskan oleh Bung Karno dalam pidato 1 Juni 1945.
“Pancasila bersumber dan digali dari rakyat Indonesia sendiri, dari tradisi dan kearifan warga Indonesia. Sehingga ini relevan bagi kehidupan bangsa kita. Misalnya bagaimana anak muda kita membangun gotong royong dan kepedulian. Coba tengok tetangga kanan dan kiri, jangan sampai ada yang kesusahan, atau bahkan tak bisa makan. Mari saling bantu sesuai nilai yang ada di Pancasila,” jelasnya.
Editor : Redaksi