selalu.id - Pantauan hilal atau pemantauan anak bulan untuk menentukan 1 Syawal Ramadan atau Idul Fitri 1445 Hijriah di Kota Surabaya tidak terlihat.
Dalam hasil pemantauan Observatorium Astronomi Sunan Ampel (OASA) di gedung Twin Tower B Universitas Negeri Islam Sunan Ampel (Uinsa), sekitar pukul 16.30 WIB, hilal tidak terlihat karena tertutup awan tebal.
“Cuaca tidak mendukung karena terhalang awan yang lumayan tebal bukan awan tipis. Dalam kategori awan tebal tidak memungkinkan. Meskipun hilal sudah lumayan tinggi antara 5 sekian derajat untuk Lintang OASA,” kata Dosen Ilmu Falak Fakultas Syariah dan Hukum Uinsa, Elly Uzlifatul.
Elly menjelaskan melalui data hisab hasilnya posisi hilal tertinggi berada 5,5 derajat dengan elongasi 8,82 derajat. Ia menyebut perhitungan ini sudah masuk kategori dalam pemantauan hilal.
“Kita sempat cek BMKG perkiraan cuaca dari pagi memang wilyah Jatim antara, Lamongan Gresik, Surabaya lumayan berawan tidak bisa melihat hilal,” jelasnya.
Lebih lanjur meski secara hisab sudah tampak. namun di laur Jawa sudah terlihat di wilayah Kupang, NTT karean cuaca disana lumayan cerah.
“Kupang tadi pagi ada laporan boska lumayan cerah kemudian iluminasi bulan sudah lihat disana. Tapi itu bulan hilal yang baru atau terlihat yang kemarin,” terangnya.
Meskipun begitu, kata dia, hanya laporan dari Kemenag pemantauan hilal yang akan dilaporkan.
"Laporan kami ke Kemenag hanya laporan kesaksian rukyatul hilal. Kalau bisa kemenag pasti punya mengantongi data lokasi hilal dari Sabang sampai Merauke. Kesaksian rikyatul hilal yang bisanya dilaporkan kepada Kemenag kemudian menjadi persidangan sidang isbat,” pungkas.
Baca Juga: Hilal hanya Terlihat di Dua Lokasi di Jawa Timur
Editor : Ading