• Loadingselalu.id
  • Loading

Senin, 04 Des 2023 03:15 WIB

BI Sebut Lesunya Ekonomi Indonesia Akibat dari Ketidakpastian Global

Perbincangan BI dalam konteks pertumbuhan ekonomi nasional

Perbincangan BI dalam konteks pertumbuhan ekonomi nasional

selalu.id - Akibat dampak perekonomian global yang penuh ketidakpastian serta nilai tukar mata uang dolar yang melemah dan suku bunga yang naik, berimbas pada melambat pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III/2023 sebesar 4,94 persen (yoy) di bandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,17 persen (yoy) secara nasional.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Doddy Zulverdi mengungkapkan, pertumbuhan Jawa Timur sendiri di Indonesia pada triwulan III/2023 alami pertumbuhan sebesar 4,86 persen. Angka ini terbilang lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,53 persen.

Baca Juga: Istri Gubernur BI Kunjungi Namira, Lihat Langsung Proses Pembuatan Batik Ecoprint

Walupun demikian, lanjut kata Doddy, lambatnya laju perekonomian Jawa Timur masih sesuai target karena semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan ekonomi positif kecuali lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib.

Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas tumbuh sebesar 30,84 persen, diikuti Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh sebesar 13,09 persen, serta Lapangan Usaha Jasa Perusahaan yang tumbuh sebesar 9,65 persen.

"Untuk itu pertumbuhan perekonomian tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi perekonomian nasional saat ini," jelasnya kepada selalu.id, Senin (20/11/2023).

Meskipun begitu, Doddy menyebut Wilayah Jawa Timur masih menjadi salah satu indikator perekonomian nasional. Pasalnya, Jawa Timur sendiri mampu memberi kontribusi sebesar 60 persen terhadap perekonomian nasional.

Baca Juga: BI Jatim Yakin Transaksi JCC 2023 Tembus 18 Miliar

"Jadi, jika perekonomian Jawa Timur melambat dampak cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional," terang Doddy.

Selain itu, Doddy juga melaporkan soal peredaran uang di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Terpencil), di 16 wilayah Jawa Timur bulan Oktober lalu berhasil menyerap Uang Tidak Layak Edar ( UTLE )senilai Rp 5,9 miliar.

Sementara, modal kerja yang dibawa oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur sebasar Rp7,8 Milyar dengan komposisi UangPecahan Besar (UPB) sebesar Rp1,9 Miliar dan pecahan Uang Pecahan Kecil (UPK) sebesar Rp 5,9 miliar.

Baca Juga: Mau Rasakan Sensasi Surabaya Tahun 1960an? Datang Saja ke Acara Ini

"Dalam hal ini, peredaran uang di wilayah 3T yang terserap dari masyarakat sebasar 75,5 persen dari total modal kerja dalam Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) Nasional Ke-16," jelas pria kelahiran Bandung tahun 1969 ini.

Mantan Kepala Departemen Pengelolaan Moneter ini juga menjelaskan, dalam memenuhi kebutuhan uang layak edar di seluruh wilayah NKRI khususnya di wilayah 3T di Jawa Timur. Kedepan, pihaknya, Kembali menggelar Kas Keliling Kepulauan 3T dengan menyediakan dana modal kerja sebesar Rp 6,2 miliar pada 28 November  hingga 2 Desember 2023 diantaranya wilayah pulau Bawean, Kangean, dan Sapeken.

"Nantinya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur akan menggandeng Koarmada II-Surabaya, media dan tim medis dalam mensuplai uang layak edar pada wilayah 3T di Jawa Timur. Kami berharap, dalam kegiatan ini bisa berjalan lancar," pungkas mantan Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumatera Utara ini.

Editor : Ading