• Loadingselalu.id
  • Loading

Jumat, 01 Des 2023 04:45 WIB

Aliansi Mahasiwa Jatim Gelar Mimbar di Kampus Tolak Politik Dinasti

Mimbar bebas Aliansi Mahasiswa Jatim

Mimbar bebas Aliansi Mahasiswa Jatim

selalu.id - Aliansi Mahasiswa Jawa Timur menggelar mimbar bebas atau aksi demo di Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) terkait permasalahan isu politik dinasti dan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (15/11/2023).

Ketua BEM Unitomo, Hendrik Rara Lunggi mengatakan bahwa tujuan mimbar bebas ini adalah wujud ekspresi keresahan mahasiswan Jatim terkait keputusan MK soal usia Capres-Cawapres hingga politik dinasti dari kubu salah satu paslon untuk Pilpres 2024.



"Isu yang paling fundamental sebenernya terkait dengan putusan MK yang memang menciderai konstitusi atau menciderai suatu lembaga negara dan undang-undang," kata Hendrik, kepada awak media.

Baca Juga: Gandeng Pers, Mahasiswa dan Unitomo, BKKBN Jatim Dorong Penurunan Prevelensi Angka Stunting



Hendrik menjelaskan kegiatan ini juga untuk menyatukan prinsip atau persepsi bahwa sistem demokrasi negara saat ini sedang tidak baik saja. Sehingga, pihaknya menimbulkan gerakan besar di seluruh Jatim.

"Sebenarnya kalau bicara politik dinasti hari ini cukup jelas dan tidak perlu saya sebutkan jelas karena ini krusial. Tapi bicara legacy-nya bahwa hari ini kita masyarakat Indonesia sudah tau apa yang terjadi per hari ini yakni krisis HAM dan demokrasi cacat. Itu yang menjadi goals gerakan per hari ini," jelasnya.

Alasan kegiatan mimbar bebas digelar di kampus, kata Hendrik, pihaknya ingin membuat konsep baru. Sebab, berulang kali menggelar aksi langsung di depan pemerintahan tidak akan menyampaikan tuntutan mereka.

"Nah supaya kita ini lebih elegan untuk menyuarakan aspirasi maka kita pilih kampus, karena di kampus adalah tempat peradaban yang bisa kami mulai. Gerakan ini bagian dari konsoldiasi menggerakan yang cukup besar. Dan kita akn menyuarakan ke pemerintah-pemerintah terkait," jelasnya.

Diketahui acara Mimbar Bebas ini juga mengundang beberapa tokoh di Jawa Timur yakni prof Soetanto Soepiadhy, Yenny Wahid, Butet Kartaredjasa dan beberapa tokoh lainnya. Namun, sebagian dari mereka tidak hadir termasuk Yenny berhalangan hadir.

"Ini gerakan atas kesadaran diri, bukan karena atas ditunggangi partai politik-politik praktis atau politik pimpinan. Dan ini tidak ada sangkut pautnya dengan Pilpres 2024. Ini bukan tentang mendukung capres siapapun, tetapi gerakan murni dari kawan-kawan mahasiswa. Lahir dari intelektual temen-teman mahasiswa," tambahnya.

Lebih lanjut Hendrik menjelaskan terkait spanduk-spanduk yang menyindiri politik dinasti. Ia menyebut spanduk tersebut tidak mengarah atau mendeskripsikan salah satu Capres-Cawapres.

"Itu mengkritisi apa kegagalan hari ini, apa menjadi tuntutan, keresahan hari ini itu yang dituangkan dalam yang benar-benar yang terpampang di seluruh unitomo. tanpa ada kita mendiskripsikan capres satu dengan lainnya," ungkapnya.

"Terkait bangsa dan negara harus kita mulai dari kampus. jadi konsep memang sudah kita siapin tetapi ini kembali lagi mengkrucut inisiasi, tidak mendukung salah satu capres. dan tidak juga mendeskripsikan capres capres lain. ini pure bergerakan mahasiswa," pungkasnya.

Baca Juga: Begini Curhatan Kader Kesehatan dan Bunda PAUD saat Bertemu Ketua DPRD Surabaya

Editor : Ading