selalu.id - Belakangan ini Kota Surabaya memiliki beberapa penggiat literasi muda yang begitu proaktif dan konsisten dalam upaya-upayanya menggeliatkan kesadaran berliterasi, terutama membaca.
Salah satunya adalah Nabila Putri yang merupakan penggagas #BacadiSurabaya dan LITERATOUR. #BacadiSurabaya merupakan satu wadah yang mengkampanyekan baca di ruang publik telah berlangsung lebih dari setahun.
Nabila mengatakan, konsep #BacadiSurabaya adalah mengajak setiap orang yang ingin membaca di ruang publik untuk berkumpul pada titik atau lokasi yang sama di waktu yang sama tanpa harus menjalin satu komunikasi tertentu dan tanpa harus terikat sebagai anggota klub baca.
Untuk mengikuti kegiatan membaca di ruang publik bersama #BacadiSurabaya, Nabila mengatakan hanya perlu melihat informasi waktu dan titik temu di akun Instagram @bacadisurabaya. Tidak ada rsvo, tidak ada kuota dan tidak ada fiksasi kedatangan.
"Karena tujuannya ingin menjadi #temanbaca yang mudah dan menyenangkan buat arek suroboyo. pokoknya introvert friendly seperti saya yang enggan masuk grup ini itu," ujar Nabila kepada selalu.id.
Nabila juga mengatakan bahwa tujuannya menginisiasi gerakan ini adalah pengalaman pribadinya yang pernah menjadi korban book-shaming ketika membaca buku di ruang publik. Trauma itupun membuatnya enggan membaca di ruang publik cukup lama.
" Oleh karenanya, #BacadiSurabaya menjadi wadah bagi teman-teman yang ingin merasakan pengalaman membaca di ruang publik tanpa takut dibook-shaming, atau sekadar membaca buku dengan kehadiran teman yang lain," tegas Nabila.
Lebih dari itu melalui #BacadiSurabaya ia juga berkeinginan untuk mendorong teman-teman agar mau membaca apapun demi memajukan literasi di Kota Pahlawan ini. Nabila pun menambahkan bahwa salah satu komponen penting dalam meningkatkan kegemaran membaca adalah akses literasi ke ruang-ruang baca.
Saat ini Nabila merasa tidak banyak toko buku, perpustakaan, dan atau toko buku independen yang mudah dijangkau dengan transportasi publik. Oleh karenanya ia juga membuat satu program yang memadukan literasi dan transportasi publik yakni LITERATOUR, dibaca literatur mewakili literasi dan tour (tur) dibelakangnya mewakili jalan-jalan.
"Sama seperti #BdS yang punya tujuan sederhana dengan objektif nggak muluk muluk. Saya cuma pengen semua orang jadi suka pakai transportasi publik ke manapun! lebih bagus lagi kalau transportasi publik digunakan untuk mengakses ruang-ruang baca," ungkap Nabila.
Kampanye baru dari #BacadiSurabaya dan LITERATOUR adalah #BacadiBus yang hadir sebagai perpaduan keduanya.
:Keresahan yang saya alami waktu itu adalah saya jarang sekali melihat ada orang yang membaca buku di transportasi publik tidak seperti di Jakarta yang mudah menemukan fenomena tersebut. Dari kedua alasan itulah saya akhirnya membuat kampanye #BacadiBus berkolaborasi dengan @fdts (ig transport for surabaya)." Terangnya.
Untuk ikut LITERATOUR dan #BacadiBus punya teknis yang sedikit berbeda dengan #BacadiSurabaya, karena kegiatan ini memanfaatkan Bus sebagai transportasi publik yang digunakan semua warga maka harus menyadari situasi dan tetap berbagi dengan pengguna lain.
Baca Juga: Tingkatkan Indeks Pembangunan Manusia, Pemkot Surabaya Geliatkan Budaya Berliterasi
"Kedua kegiatan tersebut berkuota jadi teman-teman harus mendaftar untuk ikut, ada titik kumpul dan datang tepat waktu untuk mengejar estimasi waktu dari Bus yang akan datang," jelasnya.
Tujuan ruang baca LITERATOUR sendiri berubah setiap agendanya ada yang ke C2O lalu bookhive atau gramedia basra.