Selalu.id - Penyakit Tuberculosis atau TBC merupakan salah satu penyakit yang angka kasusnya cukup banyak mengalami kenaikan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendeteksi ada 717.941 kasus pada 2022 secara nasional, artinya angka kasus ini melonjak naik lebih dari 60 persen dari tahun sebelumnya yang berada pada 443.235 kasus.
Jawa Timur pun menjadi provinsi penyumbang terbesar dengan total 81.753 kasus. Lebih lagi Surabaya menempati urutan pertama untuk kota-kota dengan kasus TBC terbanyak di Jatim. Untuk itu, Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah meminta Pemkot Surabaya untuk serius menangani penyakit TBC tersebut.
Baca Juga: 9 Ribu Warga Surabaya Derita TBC, Wali Kota Eri Upayakan Program R1N1
Khusnul menyebut berdasarkan data perkembangan kasus TBC di Surabaya, tercatat pada 2022 lalu ditemukan sebanyak 11.209 kasus. Sedangkan capaian kasus TBC ditemukan dan diobat sebanyak 8.218 kasus atau 73,31 persen.
Sementara pada 2023 ini, penemuan kasusnya telah sebanyak 11.863. Maka, hingga 20 Maret 2023, capaian kasus TBC yang ditemukan dan diobati sudah mencapai 1.691 kasus atau 14,25 persen.
Baca Juga: Pengobatan TBC Warga Surabaya Gratis, Dinkes: Jangan Sampai Drop Out Berobat
"Saya minta Dinas Kesehatan untuk serius menangani kasus TBC ini. Kegiatan skrining dan pengobatan TBC harus terus dilakukan secara optimal, untuk menemukan suspek dan kasus TBC secara dini, sehingga risiko penularan di masyarakat dapat dikendalikan," ujar Khusnul, Selasa (28/3/2023).
TBC ini, kata Khusnul, mudah menular dan bisa terjadi melalui droplet, yakni percikan lendir yang keluar dari saluran pernapasan. Seperti saat batuk, bersin, atau bahkan meludah di dekat orang lain.
Baca Juga: Penderita TBC Tertinggi se Jatim, Dinkes Surabaya Sebut Penemuan Banyak Penanganan Lebih Cepat
Jika TBC ini menular pada anak, lanjutnya, dampaknya sangat berbahaya. Gejala penyakit ini diantaranya, nafsu makan menurun, berat badan anak sulit naik, kelenjar getah bening disekitar leher dan ketiaknya membengkak, sering demam atau batuk terus-menerus lebih dari tiga minggu dan tidak sembuh setelah diobati.
"Anak merupakan salah satu kelompok masyarakat yang rentan tertular TBC, mengingat daya tahan tubuhnya masih sangat minim. Jika masyarakat mendapati anaknya, tetangganya atau keluarganya yang ada gejala TBC agar segera dibawa ke puskesmas, untuk mendapat pengobatan secepatnya," pungkasnya. (Ade/Adg)
Editor : Ading