Senin, 23 Jun 2025 01:00 WIB

Leptoslirosis Belum Ada di Surabaya, Kerja Preventif Pemkot Diapreasiasi Komisi D DPRD

  • Reporter : Ade Resty
  • | Selasa, 14 Mar 2023 10:45 WIB
Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah

Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah

Selalu.id - Penyakit mematikan yang disebabkan oleh kencing tikus atau yang disebut leptospirosis, telah banyak ditemui di Jawa Timur. Setidaknya telah ditemukan 249 kasus, leptospirosis di beberapa kota dengan angka kematian mencapai belasan kasus.

Meski demikian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristisna mengatakan bahwa leptospirosis belum terjadi di Surabaya.

"Belum ada kasus (leptospirosis, red) di Surabaya," ujar Nanik saat dihubungi selalu.id, Selasa (14/3/2023).

Penyakit yang kerap ditemukan saat musim penghujan ini belum banyak diketahui informasi terkait penyebaran, penularan, gejala, dampak dan penangangannya. Oleh karenanya Pemerintah Kota Surabaya bersama Dinas Kesehatan Kota Surabaya getol melakukan tindakan preventif.

Hal ini pun sejalan dengan Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah yang meminta Pemerintah Kota dan masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan penyakit Leptospirosis, meskipun di Surabaya belum mendapatkan kasus.

"Kita tentu bersyukur, karena di Surabaya belum ditemukan leptospirosis," kata Khusnul, Selasa (14/3/2023).

Khusnul mengatakan, Penyakit tersebut telah merenggut nyawa masyarakat Jawa Timur. Bahkan, per 5 maret lalu kasus leptospirosis meningkat mencapai 249 kasus. Menurutnya, kewaspadaan dini harus ditingkatkan

"Tentu kita tidak ingin kecolongan. Kewaspadaan ini tentu harus ditingkatkan," ujarnya.

Meskipun begitu, Khusnul pun memberikan apresiasi kepada Pemkot Surabaya dalam hal ini Dinas Kesehatan, puskesmas dan para Kader Surabaya Hebat yang terus melakukan langkah sosialisasi dan antisipasi leptospirosis.

"Sosialisasi dengan melibatkan seluruh elemen itu penting. Pemkot harus menggandeng masyarakat agar turut serta menjaga lingkungan sehat, penguatan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat). Sosialisasi dan edukasi ini selain melalui medsos, juga melalui flyer atau pada forum-forum musyawarah kelurahan," ujarnya.

Lebih lanjut Khusnul menjelaskan penyakit leptospirosis ini diakibatkan karena bakteri leptospira sp, yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis). Penularan paling sering, lanjutnya, terjadi melalui kencing tikus pada kondisi banjir, dimana menyebabkan adanya perubahan lingkungan.

“Warga harus lebih siaga karena menyangkut maraknya penyakit-penyakit yang ada kaitannya dengan banjir. Salah satunya penyakit leptospirosis berkaitan dengan tikus yang identik dengan lingkungan yang kotor,” ungkap Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya ini.

Bagi orang yang terkena leptospirosis, kata Khusnul, akan mengalami demam 38,5 derajat, sakit kepala, badan lemah, nyeri otot hingga kesulitan kesulitan berjalan, kemerahan pada selaput putih mata, kekuningan pada mata dan kulit.

Untuk mencegah leptospirosis, masyarakat bisa melakukan tindakan yang sederhana. Seperti menyimpan makanan dan minuman agar aman dari tikus.

Kemudian cuci tangan dan kaki dengan sabun setelah terkena air banjir, tanah becek atau lumpur. Lalu menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan 3M plus, memasang perangkat tikus, tutup luka dengan perban anti air dan bersihkan selalu luka.

Baca Juga: Leptospirosis Tak Bisa Disepelekan, Penyebab Weil, Gagal Ginjal Hingga Pendarahan Otak


“Jika mengalami gejala tersebut dan memiliki riwayat terpapar air banjir, tanah becek atau lumpur dalam dua minggu sebelum sakit, maka segera ke Puskesmas terdekat. Jangan sampai terlambat berobat karena bisa berakibat fatal,” tutupnya. (Ade/Adg)

Baca Juga: Waspada! Leptoslirosis, Penyakit Kencing Tikus Mematikan Telah Masuk Jatim, Begini Cirinya.

Editor : Ading