Senin, 28 Apr 2025 12:11 WIB

Membantu Anak-anak, Ibu di Surabaya ini Buka Kursus Bahasa Inggris Gratis

  • Reporter : Ade Resty
  • | Senin, 26 Sep 2022 16:22 WIB
Proses belajar mengajar di Omah Boso

Proses belajar mengajar di Omah Boso

selalu.id - Uchrowiyah Winarsih atau Ibu Rumah Tangga ini, membuat Omah Boso untuk anak-anak di Kampungnya yang berada di Jalan Mulyorejo Tengah III no 8, Surabaya.

Berawal dari pandemi covid-19 yang saat itu anak-anak sekolah harus belajar dari rumah atau daring melalui zoom. Sehingga, Winarsih atau disapa akrab anak muridnya Ibu Win itu ingin memberikan pendidikan yakni ilmu bahasa inggris kepada anak-anak di kampungnya.

Baca Juga: Cerita Siswa Bibit Unggul Program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana

"Berawal pandemi, melihat anak-anak kampung saya, tetapi sebenarnya konsep rumah boso itu sudah lama. Saya pingin wilayah saya bisa dikenal, tapi dengan apa. Lingkungan tak mendukung. Jadi saya punya pikiran pendidikan itu. Saya beracuan ke kampung inggris Pare, awalnya gitu,"kata Winarsih, kepada selalu.id, Minggu (25/9/2022).

Karena pandemi, Winarsih merasa prihatin dengan anak-anak kampungnya yang bermain gadget secara terus-menerus hingga lupa waktu.

"Dalam satu hari anak-anak itu gimana bisa lepas gadget 1 atau 2 jam lah piye (gimana) caranya,"ungkapnya.

Kemudian, Kelurahan menawarkan Mahasiswa Unair yang sedang dalam program KKN untuk membantu Ibu Win mengajar.

"Akhirnya terbentuk Omah Boso ini, yang mengajar mahasiswa Unair itu, jadi dari satu anak, akhirnya banyak yang mau. Sekarang aktif 22 anak,"jelasnya.

Demi membuat anak-anak pandai, Winarsih merelakan rumahnya untuk dijadikan tempat belajar anak-anak yang saat ini dikenal dengan nama Omah Boso.

Rumah yang luasnya hanya 4,5 kali 19 meter itu jadi tempat singgah anak-anak belajar bahasa inggris tanpa dipungut biaya.

"Saya ini Ibu Rumah Tangga (IRT), bukan apa-apa. Saya relakan rumah saya yang depan belakang dan ruang tamu jadi ruang belajarnya anak anak,"tuturnya.

Baca Juga: Wali Kota Eri Dukung Wacana Diberlakukan Kembali Ujian Nasional

Winarsih yang lulusan Kurikulum Teknologi Pendidikan Unesa Tahun 1992 itu mengaku tidak ada ambisi atau tuntutan apapun dalam melakukan sumbangsih pendidikan ini.

Dirinya ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi semua orang disekitarnya. Terlebih, di kampungnya itu mayoritas adalah warga dengan kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

"Saya merasa, saya gak punya apa-apa, buat bayar sekolah anak saja telat-telat. Tapi ini untuk bekal saya nanti (di akhirat), saya gak punya uang, saya ikhlas," terangnya.

Saat ini, Omah Boso telah dilirik dan mendapat respon oleh Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia.

"Kita murni sosial, keikhlasan ilmu tanpa sepeserpun uang. Akhirnya pak Fauzan (staf Kemensos) merespon, bahwa rumah boso ini tetap berdiri dengan karakteristik sosialnya itu tanpa dipungut biaya apapun,"jelasnya.

Baca Juga: Cagub Risma Bakal Naikkan Anggaran Pendidikan 20 Persen APBD Jatim

Winarsih menambahkan, pihaknya telah bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah (Unmu) Surabaya.

Dekan FKIP Unmu Surabaya, Ratno Abidin mengatakan, nantinya Unmu akan membantu Omah Boso agar bisa berkembang, mulai dari mahasiswa yang akan membantu mengajar hingga menyiapkan silabus.

"Pelaksanaan Omah Boso ini adalah pengabdian kepada masyarakat. Kami mengirimkan dosen dan mahasiswa untuk ke Omah Boso. Apa yang dibutuhkan di rumah boso seperti pelatihan bahas Inggris kami siapkan kurikulumnya,"kata Ratno.

Sementara, Kepala Kelurahan Mulyorejo, Minarti menerangkan, Omah Boso ini berbeda dengan rumah bahasa milik Pemkot Surabaya yang berada di pusat Kota kini telah mencakup luas. Apalagi, banyak pelajaran bahasa yang bermacam-macam.

Sehingga, pihaknya ingin Omah Boso ini dijadikan contoh ditempat wilayah-wilayah lain yang ada di Surabaya.

"Anak-anak ini gak mungkin ke tengah kota kan butuh biaya. Nantinya Omah boso ini dipraktekkan wilayah lain,"terangnya. (Ade/SL1)

Editor : Redaksi