Jumat, 20 Jun 2025 01:17 WIB

Menakar Potensi Eri Cahyadi dan Fuad Benardi untuk Ketua PDIP Surabaya

  • Reporter : Ade Resty
  • | Rabu, 28 Mei 2025 21:26 WIB
Fuad Benardi dan Wali Kota Eri Cahyadi

Fuad Benardi dan Wali Kota Eri Cahyadi

selalu.id - Dua nama muncul dan diprediksi kuat menjadi ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Surabaya. Kedua orang ini disebutkan memiliki gaya kepemimpinan serta basis massa yang berbeda.

Dua nama yang digadang-gadang menjadi kandidat kuat tersebut adalah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Putra mantan Wali Kota Tri Rismaharini, sekaligus legislator Jawa Timur, Fuad Benardi.

Baca Juga: PDI Perjuangan Jatim Siapkan 5.000 Tumpeng untuk Haul Bung Karno di Blitar

Menanggapi kabar tersebut, pakar politik dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Ken Bimo Sultoni, menilai, siapa pun yang terpilih nanti bukan hanya akan menentukan arah partai di tingkat kota, tapi juga berpengaruh ke dinamika politik Jawa Timur menjelang 2029.

Bimo juga menyebut dinamika di internal PDIP Surabaya sebagai hal strategis, mengingat posisi Ketua DPC sangat menentukan konsolidasi partai di daerah basis kuat seperti Surabaya.

“Pak Eri sebagai petahana Wali Kota jelas punya keunggulan dalam hal kekuasaan dan akses birokrasi. Ia juga dinilai berhasil menjaga stabilitas dan pembangunan kota,” ujar Ken kepada selalu.id, Selasa (28/5/2025).

Menurutnya, jika Eri dipercaya memimpin DPC PDIP Surabaya, maka posisi itu bisa memperkuat pijakan politiknya menuju arena yang lebih tinggi termasuk potensi sebagai calon Gubernur Jawa Timur di Pilkada 2029.

Namun Bimo juga mengingatkan adanya potensi sorotan publik jika Eri merangkap jabatan.

Baca Juga: Ini Identitas Tiga Orang yang Jemput Kusnadi sebelum Hilang Lima Hari

“Isu efektivitas dan etika politik bisa muncul. Apalagi posisi Ketua DPC tak bisa dijalankan setengah hati,” katanya.

Sementara itu, nama Fuad Bernardi juga muncul sebagai alternatif kuat. Ia dinilai membawa semangat regenerasi sekaligus kesinambungan politik dari sang ibu, Risma, yang masih memiliki pengaruh besar di tubuh PDIP Surabaya.

“Fuad memang belum seterkenal Eri di level eksekutif. Tapi ia punya jaringan internal yang solid dan loyalis yang terbentuk sejak era Risma. Ini bisa jadi simbol keberlanjutan ideologis PDIP di Surabaya,” kata Ken.

Ia melihat kemunculan Fuad sebagai bagian dari skenario jangka panjang PDIP untuk menyiapkan kader potensial menghadapi Pilkada dan Pemilu 2029.

Baca Juga: Hilang Lima Hari dan Ditemukan di Madura, Begini Penjelasan Kusnadi

Tak hanya itu, Fuad Benardi yang juga mantan Ketua Karang Taruna Surabaya itu disebutkan bisa menarik massa anak muda untuk bergabung ke Partai PDI Perjuangan. Selama ini pengurus partai berlambang banteng itu lebih banyak digawangi para senior.

Apalagi, kata dia, dengan posisi Surabaya sebagai lumbung suara PDIP, arah konsolidasi partai di kota ini bisa memberi dampak ke wilayah lain di Jawa Timur.

“Siapa pun yang akhirnya memimpin DPC Surabaya, arah dan kekuatan PDIP di Jatim bisa ikut berubah. Apakah akan tetap menguat bersama Eri, atau membangun poros alternatif lewat Fuad,” pungkas Bimo.

Editor : Arif Ardianto