selalu.id – Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) Jawa Timur menanggapi insiden guru yang membanting pelajar hingga mengalami retak tulang ekor dalam turnamen futsal pelajar di SMP Labschool Unesa 1 Surabaya. Insiden tersebut terjadi setelah pelatih berinisial BAZ yang juga seorang guru di SDN Simolawang, melakukan selebrasi kemenangan setelah timnya berhasil meraih kemenangan.
Baca Juga: Guru Banting Siswa di Surabaya, Wali Kota Eri: Beri Sanksi Terberat!
Sekretaris Jenderal AFP Jatim, Azhar mengutuk keras insiden tersebut dan menilai penyebab utamanya adalah kelalaian penyelenggara turnamen yang tidak melakukan koordinasi dengan federasi futsal sebagai otoritas resmi.
“Ini perbuatan yang tidak terpuji. Baik secara pribadi maupun sebagai federasi, saya mengutuk keras. Penyelenggara lalai karena tidak berkoordinasi dengan Asosiasi Futsal Kota Surabaya maupun kami di tingkat provinsi,” tegas Azhar, saat ditemui selalu.id, di Kantor DPRD Surabaya.
Menurutnya, sebuah turnamen olahraga termasuk di tingkat pelajar seharusnya memenuhi sejumlah persyaratan standar, seperti adanya izin kepolisian, perangkat pertandingan resmi, wasit tersertifikasi, hingga pelatih yang memiliki lisensi. Namun dalam kasus ini, semua prosedur tersebut diabaikan.
“Pelatih yang melakukan tindakan kekerasan itu juga tidak punya lisensi. Harusnya ini tidak bisa terjadi jika ada koordinasi sejak awal,” jelasnya.
Anggota Komisi A DPRD Surabaya fraksi Gerindra itu juga menambahkan bahwa banyak event olahraga pelajar di Surabaya yang selama ini digelar tanpa melibatkan federasi, sehingga rawan menabrak regulasi.
Baca Juga: Guru Banting Siswa di Surabaya, Wali Kota Eri: Beri Sanksi Terberat!
Ia mendorong Dispora dan Dinas Pendidikan lebih aktif mengedukasi penyelenggara agar melibatkan asosiasi resmi dalam setiap pelaksanaan event.
“Kalau federasi tahu, kami bisa turunkan pengawas pertandingan, wasit resmi, dan bantu pengamanan dengan koordinasi ke polisi. Sederhana sebenarnya, hanya butuh komunikasi dan ketertiban administrasi,” lanjutnya.
Baca Juga: Guru Banting Siswa di Surabaya, Wali Kota Eri: Beri Sanksi Terberat!
Azhar juga menegaskan bahwa penyelenggara turnamen harus bertanggung jawab, dan oknum pelatih harus diusut tuntas. Federasi juga siap mendorong Dewan dan pihak berwenang lain untuk memastikan kasus ini jadi pembelajaran keras bagi semua penyelenggara ke depan.
“Jangan sampai anak-anak yang punya potensi masa depan justru takut bertanding karena pengalaman traumatis seperti ini. Kita ingin event olahraga jadi ajang tumbuh kembang, bukan ajang kekerasan,” tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pelatih berinisial BAZ yang juga guru di SDN Simolawang, membanting seorang siswa MI Al Hidayah berinisial BAI usai pertandingan futsal pada Minggu (27/4/2025). Akibat aksi tersebut, korban mengalami retak tulang ekor dan saat ini masih dalam perawatan medis.
Editor : Ading