selalu.id – Wali Kota Surabaya periode kedua 2025-2030 Eri Cahyadi menegaskan komitmennya untuk memimpin Surabaya tanpa adanya sekat-sekat politik.
Hal ini ia sampaikan setelah menyelesaikan retret kepala daerah di Akademi Militer Magelang, yang digelar usai pelantikannya oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (20/2/2025) lalu.
Pada hari pertamanya kembali bertugas, Eri berbagi pengalaman saat mengikuti retret tersebut. Ia mengingat pesan yang disampaikan Presiden Prabowo kepada para kepala daerah.
“Beliau menyampaikan, ketika masuk dalam pemerintahan, maka tidak ada warna. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, jangan ada warna, jangan ada yang saling menjatuhkan,” ujar Eri di Balai Kota Surabaya, Sabtu (1/3/2025)
Eri menegaskan bahwa prinsip kepemimpinan tanpa warna politik ini sudah ia jalankan sejak periode pertamanya. Menurutnya, pembangunan kota tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, tetapi membutuhkan keterlibatan seluruh elemen masyarakat.
“Siapa yang cinta dengan kota ini, ikutlah bergerak dan membantu membangun Surabaya,” tuturnya.
Masyarakat bisa berkontribusi dalam berbagai bentuk, mulai dari ide, tenaga, hingga finansial. Eri percaya, semakin banyak pihak yang terlibat, semakin cepat pembangunan kota bisa berjalan.
Selain itu, ia juga menyoroti pesan Presiden Prabowo terkait pengelolaan anggaran yang efisien. Menurutnya, pemimpin daerah harus bijak dalam mengalokasikan anggaran, termasuk melakukan efisiensi dalam penggunaan listrik dan kegiatan yang tidak esensial.
Eri menegaskan bahwa efisiensi anggaran bukan berarti menghilangkan kegiatan yang berdampak positif bagi masyarakat.
“Jadi, bukan efisiensi terus tidak ada kegiatan, jangan salah kaprah. Efisiensi adalah memastikan setiap rupiah yang dikeluarkan benar-benar bermanfaat untuk masyarakat,” jelasnya.
Ia mencontohkan, kebijakan efisiensi yang diterapkan di Surabaya telah menghemat anggaran hingga Rp 300 miliar. Penghematan ini mencakup berbagai aspek, seperti alat tulis kantor (ATK), listrik, dan air.
Bahkan, untuk infrastruktur, Pemkot Surabaya tidak selalu melakukan pengaspalan ulang di setiap jalan yang rusak, melainkan memilih metode penambalan yang lebih hemat biaya.
“Kalau infrastruktur seperti jalan berlubang, tidak semua saya aspal ulang, tetapi cukup ditambal. Secara keseluruhan, penghematan dari berbagai sektor bisa mencapai Rp 1 triliun,” tandasnya.
Baca Juga: Usai Lelang Jabatan, Wali Kota Eri Rotasi Pejabat Setelah Lebaran

Editor : Ading