selalu.id – Amblesnya Jembatan Dupak Magersari di RW 09, Kelurahan Jepara, Kecamatan Bubutan, membuat kondisi lalu lintas semakin mengkhawatirkan.
Kondisi ini tak hanya menyulitkan mobilitas warga, tetapi juga telah menyebabkan kecelakaan yang menimpa dua pengendara motor. Warga pun mempertanyakan lambatnya penanganan dari pemerintah kota.
Lurah Jepara, Rinto, memastikan pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mempercepat penanganan. Sebagai langkah awal, jembatan alternatif akan dibangun guna mengurangi risiko kecelakaan.
“Surat izin dari KAI sudah dikirim ke Dinas Bina Marga, dan Pak Camat juga sudah mengurus ke dinas. Langkah pertama, kita akan membangun jembatan alternatif dulu,” ujar Rinto, Rabu (5/2/2025).
Rinto juga mengaku telah berkomunikasi dengan Ketua RW 09, Edy Sodyan, untuk memastikan informasi perkembangan proyek ini bisa langsung disampaikan kepada warga.
“Jika ada eksekusi dari Dinas Bina Marga, kami pasti akan mengabari RW 09 dan warga sekitar,” tambahnya.
Di sisi lain, hingga kini, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya belum memberikan tanggapan terkait penanganan jembatan yang rusak ini. Kepala DSDABM, Syamsul Hariadi, serta Kepala Bidang Jembatan dan Jalan, Adi Gunita, belum merespons saat dimintai konfirmasi.
Ketua RW 09, Edy Sodyan, mengaku kecewa dengan lambatnya tindakan pemerintah. Menurutnya, kondisi jembatan yang ambles telah disampaikan ke pihak kelurahan dan diteruskan ke dinas terkait, tetapi hingga kini belum ada perbaikan.
“Sudah ada petugas survei yang datang dan berjanji akan memperbaiki pada awal 2025. Tapi sampai sekarang belum ada progres. Saya khawatir akan ada korban lagi,” kata Edy.
Tak ingin berdiam diri, Edy berencana mengadu ke Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, dan DPRD Surabaya jika tidak ada respons dari dinas terkait. “Hari ini saya masih dalam proses mengajukan laporan ke wawali dan DPRD,” ujarnya.
Sejak ambles 1,5 bulan lalu, jembatan ini menjadi hambatan bagi aktivitas warga. Mereka terpaksa melintas secara bergantian karena kondisi jembatan yang tidak stabil.
Sebelumnya, warga telah berupaya melakukan perbaikan secara swadaya dengan biaya Rp 12 juta, tetapi hasilnya belum mampu mengatasi masalah sepenuhnya. Musim hujan yang terus berlangsung juga memperparah kondisi jembatan.
“Jembatan ini sudah kami ajukan ke Musrenbang, dinas terkait juga sudah melihat langsung, tapi sampai sekarang belum ada tindakan nyata,” tegas Edy.
Baca Juga: Komisi III DPR RI Apresiasi Polda Jatim Tangani Laka Bus di Batu

Editor : Ading