selalu.id – Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) mengungkap detail mengejutkan di balik kasus pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah, korban yang jasadnya ditemukan dalam koper di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi.
Tersangka, Rohmad Tri Hartanto alias Anto (32), bukan hanya seorang pelaku kriminal biasa, melainkan sosok dengan latar belakang yang kompleks dan menyimpan berbagai rahasia. Anto, warga Dusun Banaran, Desa Gumbang, Kecamatan Pakel, Tulungagung, memiliki kehidupan ganda yang tersembunyi di balik citra publiknya.
Baca Juga: Rekonstruksi Kasus Mutilasi Blitar, Peragakan 161 Adegan Kekejaman Tersangka
Ia adalah seorang suami dan ayah dari satu anak, sekaligus Ketua Ranting sebuah perguruan silat di Tulungagung. Jabatannya sebagai pemimpin organisasi bela diri ini menambah lapisan ironi pada kasus mengerikan yang ia perbuat.
"Benar, yang bersangkutan adalah ketua ranting perguruan silat tersebut," tegas Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jatim, Kombespol Farman, kepada selalu.id.
Lebih mengejutkan lagi, Anto juga tercatat sebagai anggota Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) di Tulungagung. "Menurut pengakuannya, itu pekerjaan utamanya. Selain itu, dia tidak memiliki pekerjaan tetap lainnya," tambah Kombespol Farman, alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1996.
Namun, masa lalu Anto menyimpan rahasia lain. Ia pernah menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Taiwan dan terlibat dalam bisnis jual beli mobil bodong.
Motif pembunuhan yang terungkap pun tak kalah mengejutkan. Bukan hanya didorong oleh rasa cemburu dan sakit hati karena korban, Uswatun Khasanah, kedapatan membawa pria lain ke kamar kos mereka, namun juga karena ejekan korban terhadap anak-anak Anto.
Baca Juga: Mutilasi Sadis Ngawi: Pelaku Psikopat Narsistik, Aksi Terencana Selama 5 Jam
"Tersangka mengaku sakit hati karena korban pernah memasukkan laki-laki lain ke kos-kosan mereka dan kerap mengejek anak-anaknya," jelas mantan Kasatreskrim Polrestabes Surabaya ini.

Ejekan tersebut, menurut pengakuan Anto, menjadi pemicu utama yang menyebabkan ia gelap mata dan nekat menghabisi nyawa kekasihnya. Penyelidikan lebih lanjut masih terus dilakukan untuk mengungkap secara detail kronologi kejadian dan memastikan kebenaran seluruh keterangan yang diberikan tersangka.
Polisi juga akan menelusuri lebih dalam latar belakang Anto, termasuk aktivitasnya sebagai mantan TKI dan makelar mobil bodong, untuk melihat kemungkinan adanya keterkaitan dengan kasus ini.
Kasus ini menjadi sorotan publik, bukan hanya karena kekejamannya, tetapi juga karena kontrasnya antara citra publik Anto sebagai pemimpin organisasi dan anggota LSM dengan kejahatan brutal yang ia lakukan.
Baca Juga: Mutilasi Sadis Ngawi: Pelaku Psikopat Narsistik, Aksi Terencana Selama 5 Jam
Polda Jatim berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini dan memastikan keadilan ditegakkan bagi korban. Proses hukum akan terus berjalan, dan masyarakat diharapkan tetap tenang dan mempercayakan proses penyelidikan kepada pihak berwenang.
Polda Jatim juga mengimbau masyarakat untuk waspada dan berhati-hati dalam menjalin hubungan, serta melaporkan hal-hal mencurigakan kepada pihak berwajib. Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya pemahaman akan dampak dari cemburu dan sakit hati yang tak terkendali.
Kejahatan ini juga menyoroti pentingnya pengawasan dan verifikasi terhadap individu yang memegang posisi penting di masyarakat, untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
Editor : Ading