Rabu, 26 Mar 2025 19:02 WIB

Temui Siswa Korban Bullying, Ini Respon Wali Kota Eri

  • Reporter : Ade Resty
  • | Jumat, 13 Des 2024 15:49 WIB
Eri Cahyadi

Eri Cahyadi

Advertise - IDUL FITRI 1446H ARIF FATHONI

selalu.id - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, memberikan tanggapan terkait kasus perundungan yang dialami seorang siswa SMP di Surabaya yang viral di media sosial.

Eri menyebut korban, berisinial W, adalah anak dengan potensi luar biasa yang memerlukan pendekatan khusus dalam pendidikan.

“Saya baru saja bertemu W. Dia adalah anak yang luar biasa, pemuda tangguh dengan kemampuan analisa yang hebat. Dia bahkan berdiskusi dengan saya tentang berbagai hal, termasuk kebijakan seperti Kartu Indonesia Pintar,” ujar Eri, kepada awak media, Kamis (12/12/2024).

Eri mengungkapkan bahwa peristiwa yang terjadi antara W dan teman-temannya mungkin disalahartikan. Menurutnya, apa yang disebut bullying bisa saja dipicu oleh salah paham atau candaan yang berlebihan di antara anak-anak.

“Anak-anak ini mungkin bermain dan saling membalas. Dalam beberapa situasi, bisa saja terjadi gesekan yang disalahartikan sebagai bullying. Contohnya saat di kolam renang, ada yang bercanda, tapi akhirnya dianggap serius,” jelasnya.

Namun, Eri tetap menekankan pentingnya pendekatan khusus bagi anak-anak seperti W ini yang memiliki sensitivitas dan potensi luar biasa.

Lebih lanjut Eri menyarankan agar anak-anak dengan kelebihan seperti korban W mendapatkan perhatian lebih dalam dunia pendidikan. Ia mengusulkan adanya kelas khusus untuk mereka agar kebutuhan psikologis dan akademis mereka dapat terpenuhi tanpa mengganggu anak lainnya.

“Ketika anak memiliki kelebihan, cara penanganannya harus berbeda. Mungkin diperlukan kelas khusus, bukan untuk meminggirkan mereka, tapi agar mereka mendapatkan pembelajaran yang sesuai,” tegasnya.

Tak hanya itu Eri, juga menyoroti peran keluarga dan sekolah dalam mendukung anak-anak seperti William. Ia berharap guru dan tenaga pendidik bisa lebih dekat dengan siswa untuk memahami kebutuhan psikologis mereka.

“Psikologi guru harus kuat, terutama untuk anak inklusi. Mereka punya kelebihan dan sensitivitas yang tidak dimiliki anak lain. Ini harus menjadi perhatian serius,” tambahnya.

Terkait laporan ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Eri berharap semua pihak dapat mengambil hikmah dari kejadian ini. Ia meminta agar tidak ada pihak yang memanfaatkan situasi untuk memperkeruh suasana.

“Biarkan anak ini merasa nyaman dulu. Jika W butuh waktu untuk menerima permintaan maaf, jangan dipaksa. Kita harus melihat ini sebagai pembelajaran bersama,” katanya.

Sebelumnya, ceritakan memilukan ini menjadi viral setelah korban siswa SMP ini menceritakannya di akun TikTok @andysugarrr. Tidak hanya di media sosial, korban juga telah melaporkan kasus ini ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak.

Dalam unggahannya, korban mengungkap pengalaman pahitnya yang bukan hanya sebatas olok-olokan verbal. Ia mengaku sering dipukul, ditendang, ditelanjangi, hingga ditenggelamkan ke kolam renang saat pelajaran olahraga di Pasar Atom.

Pengacara korban, Johan, menyebut perundungan tersebut telah berdampak besar pada kondisi mental kliennya. “Korban dirundung sejak masa orientasi. Puncaknya saat pelajaran olahraga, di mana korban ditelanjangi dan ditenggelamkan. Tindakan ini bahkan melibatkan kontak fisik tidak senonoh,” ujar Johan.

Parahnya, korban sempat merasa begitu putus asa hingga terpikir untuk mengakhiri hidupnya. Selain itu, ia sering bolos sekolah dan pernah tidak masuk selama satu bulan penuh karena tidak tahan dengan perlakuan teman-temannya.

Johan mengungkapkan, korban sudah beberapa kali melaporkan tindakan perundungan ini kepada pihak sekolah sejak kelas 1. Namun, sekolah justru tidak memberikan tindakan tegas.

“Setiap kali melapor, korban malah dimarahi dan disalahkan oleh guru. Sekolah hanya menganggap tindakan itu bercanda,” jelas Johan.

Situasi semakin memprihatinkan ketika korban melapor ke polisi pada 11 Oktober 2024. Pihak sekolah diduga mencoba menutupi kasus ini dengan mengancam korban agar tidak naik kelas dan bahkan menawarkan suap sebesar Rp500 ribu agar laporan dicabut. Namun, korban tetap kukuh melanjutkan laporannya.

Baca Juga: Usai Lelang Jabatan, Wali Kota Eri Rotasi Pejabat Setelah Lebaran

Advertise - Idul Fitri 1446H dr akma

Editor : Ading