Kamis, 27 Mar 2025 10:59 WIB

Aksi 'Buang Susu' di Pasuruan: DPR Desak Pemerintah Prioritaskan Peternak Lokal

Aksi peternak buang susu

Aksi peternak buang susu

Advertise - IDUL FITRI 1446H ARIF FATHONI

selalu.id - Aksi protes peternak sapi di Pasuruan, Jawa Timur, yang membuang susu hasil panen mereka karena pembatasan pasokan ke industri pengolahan susu (IPS) dan tingginya impor susu,  menarik perhatian Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa. Saan mendesak pemerintah untuk memberikan perhatian khusus kepada peternak sapi lokal agar tak lagi mengalami kerugian akibat persaingan dengan produk impor.

"Kita berharap, ya, bahwa petani-petani atau peternak-peternak lokal yang terkait dengan terutama peternak sapi untuk susu, itu juga tetap mendapatkan prioritas perhatian dari pemerintah. Pemerintah harus memastikan bahwa alokasi pasokan susu didominasi oleh peternak lokal, meskipun kita tidak bisa menutup mata terhadap kebutuhan impor susu yang memang besar," tegas Saan, Senin (11/11/2024).

Baca Juga: Banjir Bandang Pasuruan: Polisi Terjunkan Ratusan Personel Tim Evakuasi

Terkait ketersediaan pasokan susu nasional, Saan menekankan bahwa impor susu hanya boleh dilakukan setelah kebutuhan susu dalam negeri terpenuhi. "Nanti sisanya kekurangan dari lokalnya berapa, baru nanti impornya berapa. Sehingga kesediaan susu secara nasional itu bisa terpenuhi," terang politikus Fraksi Partai NasDem itu.

Meskipun demikian, aksi pembuangan susu di Pasuruan menjadi bukti nyata kesulitan yang dihadapi para peternak lokal. Bayu Aji Handayanto, peternak sekaligus pengepul susu, mengungkapkan bahwa kondisi ini terjadi akibat kurangnya kontrol pemerintah terhadap susu impor. 

"Kami berharap pemerintah memperhatikan pasokan susu dalam negeri. Terkait harga, kami yakin para peternak mau berdiskusi dengan industri," ucap Bayu kepada selalu.id.

Di sisi lain, Kementerian Pertanian (Kementan)  mengungkapkan rencana impor 1 juta ekor sapi perah dalam kurun waktu 2025-2029.  Impor ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan susu program Makan Bergizi Gratis dan kebutuhan susu reguler.

Baca Juga: Mufti Anam Tekankan Bumikan Empat Pilar Kebangsaan untuk Hadapi Tantangan Bangsa

Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR pada Selasa (5/11/2024) menjelaskan bahwa impor ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan 8,5 juta ton susu pada tahun 2029. "Impor 1 juta ekor (2025-2029). Pelaksana: perusahaan swasta 55 perusahaan," ujar Amran dalam paparannya pekan lalu.

Advertise - Idul Fitri 1446H dr akma

Rencana impor sapi perah ini sontak menuai sorotan, mengingat potensi kerugian yang dihadapi oleh peternak lokal. Saan Mustopa mendesak pemerintah untuk mencari solusi yang adil bagi peternak lokal dan memastikan bahwa impor susu tidak merugikan industri peternakan dalam negeri.

"Pemerintah harus mencari solusi yang win-win solution,  di mana kebutuhan susu nasional terpenuhi, tetapi juga  peternak lokal tetap mendapatkan tempat dan  tidak mengalami kerugian. Jangan sampai  impor susu justru mematikan peternak lokal yang selama ini sudah berjuang untuk  memenuhi kebutuhan susu  masyarakat," tegasnya.

Baca Juga: Kegiatan Hari Pertama Bakti BUMN Batch IV: Membangun Sinergi Menghidupkan Budaya

Saan juga mengingatkan bahwa pembukaan keran impor harus diiringi dengan program  pendampingan dan peningkatan kualitas  peternakan sapi lokal. Dikatakannya, pemerintah harus memberikan dukungan yang memadai  kepada peternak lokal agar mereka mampu  bersaing dengan produk impor.

"Program pendampingan ini bisa berupa penyediaan bibit sapi perah yang berkualitas,  pelatihan teknik peternakan, dan akses  permodalan," cetusnya.

Dengan adanya kejadian ini, menunjukkan perlunya pemerintah untuk menjalankan program yang bersifat pro-peternak lokal. Pemerintah harus mencari solusi yang menguntungkan semua pihak, baik peternak lokal, industri pengolahan susu, dan konsumen. Jika tidak, maka kejadian 'buang susu' di Pasuruan akan terus terulang dan merugikan semua pihak.

Editor : Ading