selalu.id - DPRD Surabaya menolak adanya Proyek Strategis Nasional (PSN) Reklamasi Surabaya Waterfront Land (SWL) senilai Rp72 triliun.
Hal itu dikarenakan nimbulkan kecuriagan bahwa proyek reklamasi seluas 1.084 hektar ini hanya akan menguntungkan segelintir elite, seperti halnya reklamasi di Pantai Indah Kapuk, Jakarta.
"Kami menduga ini lebih mengarah pada pembangunan kawasan elit seperti Pantai Indah Kapuk, bukan untuk kepentingan masyarakat luas," ujar Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Baktiono, Rabu (24/7/2024).
Baktiono mempertanyakan tujuan dan manfaat reklamasi Surabaya Waterfront Land ini. Dia mengungkapkan keraguan mengenai klaim bahwa proyek ini akan digunakan untuk permukiman dan industri perikanan.
"Surabaya sudah memiliki cukup lahan untuk pemukiman, dan nelayan di pesisir, terutama di daerah Bulak, sudah sangat ahli," ujarnya.
Proyek reklamasi ini juga menuai protes dari berbagai pihak, termasuk pengusaha kapal besi yang khawatir akan kesulitan operasional akibat pendangkalan dan penyempitan perairan.
"Ratusan kapal yang lalu lalang di sana akan terdampak, dan kerugiannya harus diperhitungkan," tambah Baktiono.
Selain itu, dampak lingkungan dan sosial dari reklamasi juga menjadi perhatian serius. Kerusakan ekosistem laut dan hilangnya mata pencaharian nelayan menjadi kekhawatiran utama.
Dia mengusulkan alternatif pembangunan di pulau-pulau kosong yang belum terpakai. Menurut dia, Indonesia memiliki ribuan pulau kosong yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan positif, termasuk pembangunan bandara.
"Dengan anggaran Rp72 triliun, kita bisa membangun infrastruktur yang jauh lebih megah dan bermanfaat di pulau-pulau tersebut, tanpa merusak lingkungan dan merugikan masyarakat," kata dia.
Baktiono juga menekankan pentingnya melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait proyek-proyek strategis.
"Warga yang akan merasakan dampak langsung harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan," tegas dia.
Sementara, Komisaris PT Granting Jaya, Soetiadji Yudho, menyatakan bahwa pihaknya sangat memperhatikan keluhan nelayan dan menjadikannya catatan utama.
"Saya sangat atensi dan akan menjadi catatan utama bagaimana untuk saya wujudkan apa yang menjadi kendala para nelayan," ujar Soetiadji.
Lebih lanjut, Soetiadji menegaskan komitmen perusahaan untuk maju bersama nelayan sekitar proyek reklamasi.
"Kami sudah komitmen kita akan maju bersama-sama dengan nelayan sekitar kami dan itu menjadi tujuan utama," tambahnya.
Menanggapi kekhawatiran nelayan terkait dampak proyek reklamasi, Soetiadji menjelaskan bahwa pihaknya telah melibatkan para pakar untuk melakukan kajian dan mencari solusi terbaik. Sekaligus, mengeliminir dampak negatif reklamasi.
"Itu sudah menjadi kajian dari pakar-pakar yang kami libatkan untuk mencari solusi yang terbaik untuk mengeliminir semua dampak yang ada," jelasnya.
Baca Juga: Demo Nelayan Surabaya Tolak Reklamasi Berujung Ricuh
Editor : Ading