• Loadingselalu.id
  • Loading

Kamis, 05 Okt 2023 06:17 WIB

Pria Obesitas di Tambaksari Jalani Operasi Otak

Dr Irwan, dokter IGD RSUD dr Soetomo

Dr Irwan, dokter IGD RSUD dr Soetomo

selalu.id - Seorang pria berisinial S (51) warga Tambaksari Surabaya yang memiliki berat badan hingga 135 kg sempat dikabarkan jatuh pingsan dan sesak nafas.

S pun segera dilarikan ke RSUD dr Soetomo untuk mendapatkan perawatan, tetapi setelah pemeriksaan S mengalami pendarahan cukup dalam pada otak sebelah kanan, atau disebut penyakit stroke.

Hal itu diungkapkan Dokter Syaraf RSUD Dr Soetomo Irwan Barlian memastikan pasien S yang bekerja sebagai petugas kebersihan ini mempunyai berat badan seberat 135 kg.

Dokter Irwan menjelaskan bahwa pria tersebut harus menjalani operasi. Sebab, pendarahan yang dialaminya masuk kedalam sistem cairan otak. Sehingga sistem sirkulasinya terbuntu.

“Akibatnya, ada penumpukan cairan otak yang menyebabkan tekanan tinggi. Itu salah satu yang menyebabkan rendahnya kesadaran. Jadi, sudah terbentuk hidrosepalus,” kata Dr Irwan, saat ditemui selalu.id, di IGD Dr Soetomo.

Sebab itu, kata Dokter Irwan pasien S harus dioperasi untuk mengurangi pendarahan dengan memasukan selang untuk mengeluarkan cairan otak dan mengurangi tekanan otak.

Menurutnya, pendarahan otak atau penyakit stroke salah satunya disebabkan oleh berat badan yang berlebihan atau obesitas.

“Iya salah satu faktor resikonya, kebetulan faktor resiko stroke itu kan banyak. Salah satunya obesitas, tensi tinggi di atas 220, sakit gula tidak terkontrol. Ini kebetulan ada semua pada pasien,” jelasnya.

Setelah dilakukan operasi, kondisi pasien kini belum sadar dan masih ditempatkan di ruang ICU yang dikontrol dengan ventilator. Sejauh ini, pihaknya masih observasi  terkait penyakit-penyakit yang diderita pasien lantaran kondisinya masih belum sadar.

“Yang pasti saat ini baru hari ini kami tangani. Yang pasti ada darah tinggi tidak terkontrol, sakit gula, saat ini masih bagu, tapi ada riwayat sakit gula, pendarahan stroke,” jelasnya.

Menurutnya, akibat pendarahan otak yang dialami, pasien kemungkinan besar mengalami kelumpuhan.

“Kemungkinan besar iya, kami belum bisa evluasi, tapi kemungkinan besar bisa terjadi kelumpuhan,” ujarnya.

Ditempat terpisah, pihak keluarga atau Istri dari Pria Obesitas, Sri Wahyuningsih mengaku bahwa suaminya itu mempunyai keluhan lambung, darah tinggi, nyeri lutut dan tulang.

"Waktu opname kontrol di RS Soewandhie, waktu lambungnya keras, corona ga boleh tutup, dirujuk ke soetomom sering konsumsi obat nyeri. Disini 5 tahun kerja disini, badannya ga terkontrol, kerjanya santai,"jelasnya.

Sri menceritakan awal suaminya dibawa ke Rumah Sakit. Saat itu S sedang bersantai di dalam rumah, kemudian meminta tolong karena alami sesak napas.

"Kemarin habis nyapu duduk-duduk. Kulakan jajan di kantin. Habis itu capek leyeh-leyeh di dalam. Saya pas masuk, bilang tolong tolong. Kaki kanan sama tangan ga bisa digerakkan. Saya panggil becak, diangkat orang 5 gak kuat,"tuturnya.

"Saya sama teman-teman  telepon 112, datang kesini. Pakai ambulance gak bisa, qhamdulillah dari sini sampai sana ditangani. Sempat sadar ga sadar. Sesak nafas," imbuhnya. (Ade/Adg)

Baca Juga: 153 Ribu Warga Surabaya Obesitas, Ini Langkah Dinkes

Editor : Ading