• Loadingselalu.id
  • Loading

Kamis, 05 Okt 2023 03:46 WIB

Ratusan Warga Luar Daerah Pindah KK Surabaya Cari Bantuan Gratis, Begini Sikap Wali Kota Eri

Wali Kota Eri Cahyadi

Wali Kota Eri Cahyadi

selalu.id - Kota Surabaya memang salah satu kota pilihan utama warga luar daerah untuk melakukan urbanisasi dan mengadu nasib.

Bahkan, tak sedikit di antara mereka yang sengaja datang tetapi tak menetap hanya untuk memperoleh Kartu Keluarga (KK) Surabaya. Hal itu dikarenakan Surabaya dikenal sebagai kota yang banyak memberikan bantuan gratis kepada warganya.

Berdasarkan Data Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, pada tahun 2022, ada sebanyak 1.090 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang telah di-reunifikasi atau dipulangkan ke daerah asal. Sedangkan data hingga Juli tahun 2023, terdapat 456 PPKS yang telah di-reunifikasi.

Terkait hal itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun mengungkapkan bahwa sampai saat ini masih banyak warga pendatang dari luar daerah yang ingin pindah KK Surabaya.

"Kalau saya harus memberikan pengobatan gratis, memberikan sekolah gratis untuk orang yang masuk KTP Surabaya belum setahun, bagaimana nasib warga Surabaya yang puluhan tahun lahir di sini, hidup di sini, menderita di sini. Masa saya harus mendahulukan orang lain dulu," kata Eri, Senin (24/7/2023).

Eri pun menegaskan bahwa Pemkot Surabaya memiliki skala prioritas dalam memberikan intervensi bantuan kepada warganya dan akan memprioritaskan warga asli atau yang sudah lama menjadi penduduk Surabaya.

"Surabaya ini primadona. Tetapi saya akan mempertahankan Surabaya agar tidak semuanya pindah Surabaya untuk mendapatkan fasilitas dari Pemkot Surabaya," tegasnya.

Eri pun meminta kepada masyarakat agar tidak terburu-buru terpancing dengan pemberitaan terkait PPKS di Surabaya. Ia mencontohkan beberapa kasus, seperti kasus remaja penjual rempeyek sambil merangkak.

Eri menyebut kejadian sebenarnya bahwa remaja itu diviralkan oleh salah satu komunitas dengan sengaja dimintanya untuk merangkak di pinggir jalan raya sembari berjualan peyek yang dikalungkan di leher, agar terlihat menyedihkan dan berpotensi mendapatkan donasi.

"Surabaya sudah tenang, tiba-tiba ada komunitas yang meminta anak ini untuk berjalan merangkak, diberikan kalungan (peyek,red) itu agar dia diberikan donasi yang seharusnya tidak seperti itu," sebutnya.

Menurutnya, banyak cara lebih etis yang bisa dilakukan komunitas dalam menggalang donasi bantuan, alih-alih memviralkan seseorang dengan cara kurang baik dan eksplotatif seperti diminta untuk berjalan merangkak di pinggir jalan raya.

"Berarti apa? Ini seperti ingin menjelekkan Surabaya yang tenang. Anak ini kasihan, seperti dieksploitasi. Terlebih pada kenyataannya remaja ini baru dimasukkan KK Surabaya setahun lalu dan itupun numpang KK saudaranya," tegasnya.

Tak hanya itu, sebelumnya juga pernah ada sebuah video viral keluarga pengemis yang biasa mangkal di traffic light (TL) seputaran Jalan Pucang Surabaya. Dua keluarga pengemis itu terdiri atas orang tua dan anak-anaknya.

"Dahulu juga ada viral di Pasar Pucang, bukan orang Surabaya tapi orang luar Surabaya, akhirnya dipulangkan," katanya.

Karenanya, Eri kembali menegaskan, bahwa Pemkot akan memprioritaskan warga asli atau penduduk Surabaya. Ia pun akan mempertahankan agar warga luar daerah tidak mudah jadi penduduk Surabaya hanya karena ingin mendapatkan bantuan.

"Jadi yang seperti viral tadi tolong cek, dia pindah Surabaya sudah satu tahun atau belum. Terus nasibnya wargaku yang sudah tahunan bagaimana? Saya berdiri untuk orang Surabaya, dan saya membahagiakan orang Surabaya dulu," pungkasnya. (Ade/Adg)

Baca Juga: Awas! ASN Pemkot Surabaya Dilarang Ngelike Postingan Politik, Bakal Dilaporkan

Editor : Ading