selalu.id – Kota Surabaya banjir pujian dalam perhelatan Musyawarah Nasional (Munas) VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) 2025. Kebersihan lingkungan di Kota Pahlawan mendapat apresiasi dari dua tokoh nasional: Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto dan Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq. Keduanya bahkan merekomendasikan Surabaya menjadi percontohan bagi kota-kota lain di Indonesia maupun dunia.
Baca Juga: Sinergi Digital Nasional Dimulai dari Surabaya, Wali Kota Eri Fokus Efisiensi APBD
Pujian Wamendagri Bima Arya disampaikan saat menjadi narasumber dalam kegiatan Youth City Changers (YCC) pada Selasa (7/5/2025). Acara ini merupakan pembuka rangkaian Munas VII APEKSI di Surabaya, hasil kolaborasi antara APEKSI dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Bima Arya menceritakan pengalamannya naik becak menuju lokasi acara. “Saya ke sini naik becak, dan pengemudinya bilang Surabaya sekarang bersih dan keren. Bahkan, di Surabaya kebersihan adalah tanggung jawab semua,” ungkapnya.
Ia juga memuji kepemimpinan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang dinilai berhasil membangun kesadaran kolektif akan pentingnya kebersihan. “Wali kota pagi-pagi sudah mengontrol. Petugas kebersihan tidak hanya menyapu. Ini bukan lagi urusan pemerintah kota saja, tapi sudah menjadi kebiasaan warga,” imbuhnya.
Melihat pesatnya kemajuan pengelolaan kebersihan dan sampah di Surabaya, Bima Arya bahkan merekomendasikan kota ini sebagai destinasi studi banding tingkat global. “Saya ingin merekomendasikan Surabaya sebagai tempat studi banding untuk wali kota se-dunia. Jangan kita terus yang belajar ke luar negeri. Kota-kota dunia juga bisa belajar di Surabaya,” tegasnya.
Pujian serupa disampaikan Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq dalam Forum Nasional Penanganan Darurat Sampah, yang merupakan bagian dari rangkaian Munas VII APEKSI 2025 di Grand City Convex Surabaya, Rabu (7/5/2025).
Baca Juga: 98 Wali Kota Tampil di Karnaval Budaya Surabaya, Waspadai Macet di Titik Ini
Menteri Hanif menyebut Surabaya sebagai rujukan nasional dalam pengelolaan sampah. Ia menyoroti keberhasilan kota ini dalam menerapkan teknologi waste to energy melalui gasifikasi di TPA Benowo. “Surabaya salah satu kota yang menyelesaikan masalah sampah secara masif. Bahkan 100 persen dari 1.600 ton sampah harian dapat diolah,” ujarnya.
Ketua Dewan Pengurus APEKSI sekaligus Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, berharap Munas VII APEKSI dapat mendorong kota-kota lain untuk lebih berani berinovasi dalam menangani sampah. “Saya berharap APEKSI jadi jembatan seluruh wali kota agar tidak ada lagi yang takut membahas persoalan sampah,” katanya.
Sementara itu, delegasi Youth City Changers 2025 dari Surabaya, Nafas Triwidiawati, turut menggaungkan pentingnya pemilahan sampah dari rumah. Ia bersama timnya menggagas aplikasi “Smart Waste Sorting” sebagai solusi digital untuk membantu pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga.
Baca Juga: THP Kenjeran Jadi Etalase Wisata Surabaya di Munas APEKSI 2025
“Dengan pemilahan dari rumah, petugas akan sangat terbantu karena prosesnya sudah dilakukan dari lingkup terkecil,” ujar Nafas.
Sebagai informasi, Munas VII APEKSI 2025 digelar pada 6–10 Mei 2025 di Kota Surabaya. Rangkaian kegiatan mencakup Youth City Changers (6–7 Mei), Forum Komunikasi Digital (7 Mei), Munas VII (8–9 Mei), Ladies Program dan City Tour (8 Mei), Dinner Kenjeran (8 Mei), Indonesia City Expo (8–10 Mei), Karnaval Budaya (9 Mei), dan Mayor’s Fun Match Football (10 Mei).
(ADV)
Editor : Ading