Jumat, 18 Apr 2025 11:48 WIB

Sungai Serai, Keajaiban Dua Rasa di Ujung Timur Berau

  • Reporter : Ade Resty
  • | Kamis, 03 Apr 2025 19:56 WIB
Sungai Serai, Berau

Sungai Serai, Berau

selalu.id – Di ujung timur Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, tersembunyi sebuah keajaiban alam yang memikat. Namanya Sungai Serai, pertemuan magis antara air tawar dan air asin yang membentuk lanskap eksotis di Kecamatan Biduk-Biduk.

 

Baca Juga: Telaga Biru Tulung Ni’Lenggo: Jernihnya Air, Sunyinya Kenangan di Berau

Perjalanan ke sana bukanlah hal yang singkat. Dari Tanjung Redeb, tim selalu.id menempuh perjalanan sekitar lima jam, melewati lima kecamatan: Tuba’an, Tabalar, Lempake, Talisayan, dan Batu Putih. Jalan yang belum sepenuhnya beraspal, ditambah beberapa ruas yang rusak, membuat perjalanan cukup menantang.

Namun, semua itu terbayar dengan pemandangan hijau khas Kalimantan. Deretan pohon kelapa sawit mengiringi perjalanan, sementara jalur yang melintasi proyek tambang menciptakan kontras dengan keasrian alam sekitar.

 

Saat musim libur Lebaran, Biduk-Biduk menjadi lebih hidup dari biasanya. Wisatawan dari berbagai daerah berbondong-bondong datang, memesan travel dengan tarif sekitar Rp250 ribu per orang demi menikmati keindahan yang masih alami ini.

 

“Iya, ramai banget yang pesan travel, apalagi ke Biduk-Biduk,” ujar Syahrul, seorang sopir travel, Kamis (3/4/2025).

 

 

Begitu memasuki kawasan Biduk-Biduk, lelah perjalanan seakan sirna. Sungai Serai menyambut dengan ketenangan airnya yang jernih bak cermin, membelah daratan dalam gradasi biru dan hijau yang menawan.

 

Saat sore hari, ketika air mulai surut, pesona sungai ini semakin jelas. Aliran air tawar membentuk kolam-kolam kecil yang seolah menjadi kanvas alami, memantulkan langit dan pepohonan di sekitarnya.

 

Di sinilah keunikan Sungai Serai terungkap. Dua rasa—air asin dari laut dan air tawar dari sungai—berpadu dalam satu aliran tanpa benar-benar menyatu, menciptakan fenomena alam yang langka dan menakjubkan.

 

Tak heran jika tempat ini menjadi destinasi favorit, terutama bagi keluarga yang ingin menikmati suasana alam yang damai.

Baca Juga: Telaga Biru Tulung Ni’Lenggo: Jernihnya Air, Sunyinya Kenangan di Berau

 

Cintiya, wisatawan asal Tanjung Redeb, mengenang kunjungan pertamanya ke Sungai Serai beberapa tahun lalu.

 

 “Dulu nggak seramai ini, masih sepi. Sekarang sudah banyak pengunjung, ada penjual makanan dan tempat mandi. Waktu pertama kali ke sini tahun 2020, tempatnya masih baru,” katanya.

 

 

 

Lebaran kali ini, Cintiya bersama keluarga kecilnya pulang kampung ke Pulau Balikukup. Seperti kebanyakan warga sekitar, Biduk-Biduk menjadi pilihan utama untuk berlibur dan melepas penat.

 

“Sungai Serai cocok buat keluarga. Airnya dangkal dan jernih, jadi anak-anak bisa bermain dengan aman. Kalau air surut, malah tambah cantik. Selain itu, tempat ini dekat dengan kampung halamanku, jadi senang bisa sering ke sini,” ujarnya dengan senyum hangat.

 

Baca Juga: Lamin Guntur, Pantai Cantik di Balik Rimbun Kelapa Ujung Timur Berau

 

 

Namun, bukan hanya kejernihan airnya yang memikat. Sungai Serai juga memiliki keunikan lain: udara di sekitarnya kerap dihiasi aroma segar menyerupai wangi serai.

 

Inilah alasan di balik namanya—sebuah sungai yang bukan hanya menyegarkan mata, tetapi juga membangkitkan ketenangan lewat aromanya yang alami.

 

Saat senja tiba, suasana di Sungai Serai semakin syahdu. Cahaya keemasan memantul di permukaan air, menciptakan kilauan yang menenangkan. Angin berembus lembut, membawa suara gemericik air yang berpadu dengan nyanyian alam.

 

Di sini, di tengah kesunyian yang damai, Sungai Serai seolah membisikkan cerita tentang harmoni alam, tentang keindahan yang masih terjaga, dan tentang betapa berharganya perjalanan menuju surga tersembunyi ini.

 

Editor : Ading