Jumat, 21 Mar 2025 01:28 WIB

Serangan Ular di Bubutan, DPRD Surabaya Soroti Plengsengan Sungai yang Berlubang

  • Reporter : Ade Resty
  • | Selasa, 18 Feb 2025 18:58 WIB
Anggota Komisi B DPRD Surabaya, Budi Leksono

Anggota Komisi B DPRD Surabaya, Budi Leksono

selalu.id - Anggota Komisi B DPRD Surabaya, Budi Leksono menyoroti kondisi plengsengan (dinding penahan tanah) di sekitar sungai Purwodadi utara, Jepara, Bubutan, yang banyak berlubang dan diduga menjadi sarang ular serta biawak.

Warga sekitar pun resah karena ular maupun biawak sering kali menyerang masuk ke dalam permukiman mereka.

“Banyak plengsengan yang rusak dan berlubang, yang menjadi tempat persembunyian ular. Ini yang harus segera diperbaiki. Jangan sampai dibiarkan karena bisa membahayakan warga,” ujar Bulek, sapaan akrabnya, kepada Selalu.id, Selasa (18/2/2025).

Tak hanya itu, Bulek menekankan pentingnya edukasi dan penyediaan alat penangkap ular bagi warga. Menurutnya, pemerintah harus memastikan bahwa masyarakat memiliki perlengkapan yang memadai agar bisa bertindak cepat saat ular muncul.

“Kemarin setelah edukasi, warga langsung meminta alat tangkap. Ini membuktikan bahwa mereka ingin ikut serta dalam penanganan, tapi perlu dukungan sarana,” tambahnya.

Sisi lain, Budi juga mengungkapkan bahwa dalam situasi darurat seperti gigitan ular, akses layanan kesehatan menjadi kendala. Ia menyoroti minimnya ketersediaan serum anti-bisa di puskesmas, sehingga korban gigitan harus dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo.

“Ini catatan penting. Puskesmas di daerah rawan seharusnya menyediakan serum anti-bisa. Kasihan warga yang terkena musibah harus mencari rumah sakit yang bisa menangani,” tegasnya.

Selain itu, harus ada kepekaan pemerintah terhadap warga yang terdampak. Menurutnya, korban serangan ular, terutama mereka yang tidak mampu, seharusnya mendapat santunan atau bantuan agar bisa pulih dari trauma.

“Ini bukan masalah sepele. Mereka yang terkena dampak juga mengalami ketakutan dan trauma. Pemerintah harus menunjukkan kepedulian, minimal ada bantuan atau santunan bagi korban,” tandasnya.

Kusmanto (50), warga setempat, mengungkapkan bahwa banyaknya kemunculan ular piton ini sejak tiga bulan terakhir, terutama saat musim hujan. Bahkan sudah ada 8 ular piton yang berkeliaran. 4 berhasil ditangkap sementara 4 lainnya lepas.

“Awalnya hanya satu atau dua ekor, tapi sekarang semakin banyak, sudah ada 4 ekor kecil dan 4 ekor besar,” kata Kusmanto, saat ditemui selalu.id, Senin (17/2/2025).

Menurutnya, ular-ular muncul itu setelah pembersihan eceng gondok di kali sungai. Hal itu membuat habitat ular terganggu, sehingga mereka mencari tempat baru di sekitar pemukiman.

“Semenjak banyak ular muncul, jendela saya tutup semua, takut masuk. Apalagi ada cucu saya di rumah,” ungkqpnya.

Tak hanya itu, kata dia, plengsengan (dinding penahan tanah) di sekitar kali juga  banyak yang berlubang, sehingga bisa menjadi sarang ular.

“Kami khawatir ular terus berkembang biak di situ. Apalagi, yang besar sering muncul kadang sekitar jam 10 malam,” kata Kusmanto.

Baca Juga: DPRD Jatim Minta Penundaan Penerapan Kelas Rawat Inap Standar

Editor : Ading