selalu.id - Terkait dengan permintaan Kementerian Pertanian (Kementan) soal impor jagung kepada BULOG. Kini, Perum BULOG telah menghentikan impor jagung, setelah merealisasikan impor jagung untuk bahan baku pakan ternak unggas mandiri sebesar 400 ribu ton. Jumlah tersebut setara dengan 53 persen dari total kuota impor 2024 sebesar 750 ribu ton.
Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum BULOG Mokhamad Suyamto menuturkan, importasi jagung pakan ternak untuk sementara waktu dihentikan atas permintaan Kementerian Pertanian (Kementan). Kementan mengklaim saat ini disejumlah wilayah produsen telah memasuki panen raya, sehingga BULOG diminta melakukan penyerapan produksi jagung petani.
Dikatakan Suyamto, sisa kuota sekitar 350 ribu ton jagung baru akan direalisasikan importasinya saat harga jagung dalam negeri mulai mengalami kenaikan dan hasil panen masih belum mencukupi.
"Masih ada sisa kuota, tapi tidak kita eksekusi sekarang. Kita mendatangkan jagung sesuai kebutuhan penyalurannya, dan Alhamdulillah sekarang sudah tiba dan selesai bongkar, jadi tidak ada yang dalam perjalanan," ujar Suyamto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/3/2024).
Adapun kedatangan importasi jagung terakhir beberapa waktu lalu menurut Suyamto, bukan realisasi pasca munculnya kebijakan larangan importasi jagung oleh Kementan. Dikatakannya, kedatangan tersebut adalah yang terakhir dari kuota 400 ribu ton.
Kedatangan impor tersebut diketahui sebanyak 66 ribu ton yang bersandar di dua pelabuhan, yakni pertama singgah di Pelabuhan Cigading Banten sebanyak 33 ribu ton, dan kemudian berlanjut pembongkaran di Pelabuhan Teluk Lamong Jawa Timur.
"Sekarang semuanya sudah tiba dan selesai bongkar. Sudah disalurkan, jadi begitu datang langsung kita salurkan. Realisasi jagung ini didatangkan dari Amerika Latin, sebagian besar dari Argentina dan Brasil," ujarnya.
Berkaitan dengan penyaluran jagung pakan tersebut, Suyamto mengaku jika BULOG menyalurkan kepada peternak sasaran yang berdasarkan pada data penerima dari Kementan. Jadi jagung impor yang dialokasikan menjadi jagung Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tersebut tidak dijual secara bebas.
Suyamto menambahkan, batas akhir penyaluran jagung SPHP tersebut berakhir pada 31 Maret 2024. Jika realisasi penyaluran tersebut tidak terpenuhi, jagung akan kembali disimpan menjadi cadangan jagung pemerintah (CJP). Untuk masa simpan jagung sendiri diketahui masa idealnya adalah 3-4 bulan.
Selanjutnya untuk realisasi impor 350 ribu ton jagung, menurut Suyamto baru akan dilakukan dari hasil produksi dalam negeri pada musim panen raya jagung saat ini.
"Data Badan Pusat Statistik (BPS) kan Maret-April panen raya jagung. Kita lihat ini panen Maret seperti apa. Kalau perlu didatangkan dan penugasan lagi, kita akan ikuti. Penyaluran jagung cadangan pemerintah ini berdasarkan arahan Badan Pangan Nasional (Bapanas)," tutur Suyamto.
Disisi lain, Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto melaporkan jika penyaluran jagung SPHP Bulog per 16 Maret 2024 mencapai 215.175 ton atau 63 persen. Sedangkan, kuota CJP untuk jagung SPHP ditetapkan sebanyak 343.220 ton.
Berdasarkan data panel harga pangan Bapanas per hari ini (20/3), harga jagung di peternak masih mengalami kenaikan 0,24 persen di level Rp 8.220 per kg. Sementara sesuai dengan Perbadan 5/2022, harga acuan pembelian/penjualan (HAP) jagung pipilan kering kadar air 15 persen di konsumen atau peternak senilai Rp5.000 per kg.
Baca Juga: Komisi IV DPR Dorong Penguatan Bulog, Usulkan Kementerian Pangan Tersendiri
Editor : Ading