• Loadingselalu.id
  • Loading

Jumat, 01 Des 2023 03:53 WIB

Peringatan Hari Pahlawan, Midtown Hotel Adakan Event Storytelling Sejarah yang Dilupakan

  • Reporter : Redaksi,
  • Senin, 13 Nov 2023 15:43 WIB
Event storytelling Selayang Pandang

Event storytelling Selayang Pandang

selalu.id - Peringatan Hari Pahlawan tak terlepas dari kisah perjuangan pahlawan dalam pertempuran hebat yang terjadi di Surabaya pada 10 November 1945 lalu. Pertempuran hebat antara tentara sekutu Inggris dengan para pejuang di Surabaya kala itu dipicu oleh peristiwa terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby (Pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur) pada 30 Oktober 1945.


Midtown Hotel Surabaya berkolaborasi dengan keluarga dari letnan Achijat mengadakan sebuah event Storytelling di TownHall Midtown Hotel Surabaya untuk mengungkapkan sejarah yang sudah tertutup selama puluhan tahun yang berjudul Selayang Pandang.

Baca Juga: Hayati Hari Pahlawan, Midtown Hotels Indonesia Tumbuhkan Jiwa Perjuangan


Alasan dibuatnya acara Selayang Pandang karena Midtown Hotel Surabaya sesuai brand value your local discovery menyajikan cerita sejarah lokal Surabaya disertai dengan menu makan malam khas Suroboyo-an seperti tahu campur, mie goreng jawa, nasi goreng jawa, serta gado-gado. Dengan diiringi musik keroncong dan dekorasi kemerdekaan, membuat suasana di acara ini semakin hangat. Dilengkapi dengan bukti peninggalan dari Letnan Achijat berupa foto-foto, lencana, seragam perang,  topi, sangkur, hingga buku catatan penting berukuran kecil dan bersampul dari kulit kambing berisikan agenda keseharian Letnan Achiyat. Serta perilisan buku tentang Sejarah Letnan Achijat.


Terdapat 4 Narasumber yang di undang dalam acara Selayang Pandang yaitu Nurmansyah Achiyat & Ahmad Akbar Achiyat (anak dari Letnan Achijat), Alki Kiraamim Bararah (cucu dari Letnan Achijat) dan Bambang Sulistomo (anak dari Bung Tomo).


Alki Kiraamim Bararah selaku cucu dari Letnan Achijat menceritakan alasan sejarah terbunuh nya Brigadir Jenderal Mallaby tertutup rapat.

"Yang pertama karena Letnan Achijat tahu bahwa terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby merupakan kejahatan perang. Saat ada genjatan senjata lawan tidak boleh di serang, itu merupakan hukum internasional yang mengatur peperangan, sehingga oleh pejabat-pejabat pada saat itu sepakat menutup kasus ini,” ungkapnya.

Baca Juga: Lanjutkan Perjuangan Bangsa, Gubernur Khofifah: Pelaku Industri Digital Inovatif adalah Pahlawan Ekonomi


Letnan Achijat merupakan salah satu sosok yang diduga sebagai penembak jitu yang membunuh perwira tinggi tentara sekutu tersebut. Ia juga dikenal sebagai pasukan Simokerto Alap-alap, legenda kepahlawanan yang populer di kalangan masyarakat Kota Pahlawan.


“Yang kedua adanya rasa bersalah dari Letnan Achijat di karenakan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby merupakan pemicu utama perang 10 November 1945 dan menyebabkan ribuan korban berjatuhan terutama masyarakat Surabaya yang gugur.” kata Alki Kiraamim Bararah.

Baca Juga: DPRD Surabaya Serahkan R-APBD 2024, Disahkan di Hari Pahlawan


“Yang ketiga adanya rasa malu dari Letnan Achijat karena niat awal hanya ingin mengambil mobil-mobil jepang bersama rekan nya Alm. Usman Aji saat itu Letnan Achijat dan Usman Aji suka menyerbu iring-iring jepang lalu di ambil mobil-mobil yang terkenal itu pengeroyokan di Blauran sebelum adanya perang 10 November” ungkap nya.


Letnan Achijat merupakan salah satu tokoh pejuang yang lahir di Simokerto, Surabaya. Sosok Letnan Achijat turut berjasa besar dalam perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia, khususnya di Surabaya. 

Editor : Ading