Sabtu, 26 Apr 2025 18:58 WIB

Begini Langkah Pemkot Surabaya Hentikan Perilaku Warga yang BAB di Sungai

  • Reporter : Ade Resty
  • | Selasa, 24 Okt 2023 12:12 WIB
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Agus Hebi Djuniantoro

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Agus Hebi Djuniantoro

selalu.id - Pemkot Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berupaya untuk bisa menghentikan perilaku masyarakat buang air besar sembarangan (BABS).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan pengerjaan jamban sehat dengan target 8 ribu instalasi dengan menyasar rumah-rumah warga yang tidak memiliki jamban. Pengerjaan jamban sehat oleh DLH Surabaya yang telah dimulai sejak Januari-Oktober 2023 pun telah mencapai 6 ribu instalasi.

Baca Juga: Aneh, Pohon di Surabaya Tiba-tiba Terbakar dari Dalam Batang, Warga Gagal Padamkan

"Melalui program jambanisasi ini, tentunya untuk menekan resiko penyakit pada kelompok rentan, serta untuk menjaga kebersihan lingkungan," kata Hebi, Selasa (24/10/2023).

Hebi mengatakan bahwa di Pemkot Surabaya tengah mencanangkan pengerjaan jamban sehat gratis sebanyak 11 ribu instalasi. Namun, pengerjaan tersebut dibagi dua, yakni 8 ribu titik pengerjaan dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Surabaya dan 3 ribu di antaranya dilakukan oleh Baznas Surabaya.

Baca Juga: Marak Pengemis di Makam Ziarah, DLH Surabaya: Itu Warga Sekitar Cari Rezeki

"Namun di luar 8 ribu yang sudah terdaftar program jambanisasi itu, masih ada lagi yang mendaftar ikut program ini yakni ada 1.500 warga pendaftar. Dalam prosesnya kami berkoordinasi dengan Dinkes Kota Surabaya, serta pihak kecamatan dan kelurahan," ujarnya.

Tercatat program jamban sehat individu ini menyasar sejumlah wilayah di Surabaya utara, timur dan selatan. Tak hanya itu, Hebi menambahkan bahwa warga yang BABS tidak hanya didominasi warga di bantaran sungai. Tetapi kondisi terjadi juga di bantaran rel kereta api.

Baca Juga: Belasan Gerobak Sampah Berjajar di Tambak Wedi Surabaya, Ini Penyebabnya

"Pembangunan ini dilakukan di wilayah. Seperti Penemon Kecamatan Sawahan. Di daerah utara ada Pabean, Semampir, Kenjeran. Yang banyak di wilayah utara, " ujarnya.

"Jadi ada warga yang sudah punya Water Closet (WC) atau toilet, namun saluran pembuangan kotoran tersebut langsung menuju ke sungai. Sementara diketahui dalam aturannya dilarang BAB langsung ke sungai, karena harus ditampung. Dengan jambanisasi ini tentunya merubah perilaku masyarakat agar bisa menerapkan pola hidup sehat, pendekatan dan edukasi di masyarakat juga sudah dilakukan," pungkasnya.

Editor : Ading