selalu.id - Gibran Rakabuming Raka resmi diusung Partai Golongan Karya (Golkar) menjadi Cawapres untuk mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres di Pemilu 2024 mendatang.
Diketahui putusan itu ditetapkan langsung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam rapat pimpinan nasional Golkar, di Kantor DPP Golkar, Sabtu (21/10/2023).
Menanggapi itu, pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam mengaku tidak kaget atas majunya Wali Kota Solo itu menjadi Cawapres untuk Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
"Terkait dukungan Golkar ke Gibran saya tidak kaget. Menurut saya itu jalan tol untuk mendapatkan relasi kuasa dalam rangka pemuasan, istilah Gibran dianggap spesial karena putra presiden yang berkuasa," kata Surokim saat dihubungi selalu.id.
Ia pun mengaku sudah memprediksi dengan takaran kemungkinan 80 persen untuk majunya Gibran menjadi Cawapres. Hal itu usai peristiwa keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang tetap mengabulkan gugatan usia Capres-Cawapres maksimal usia 40 tahun atau sudah perpengalama sebagai pejabat atau kepala daerah, meski publik menyorotinya sebagai politik dinasti.
"Menurut saya kemungkinan besar hampir 80 persen karena sudah baca peristiwa keputusan MK itu. Mau ditutupi juga gak bisa pasti ada cawe-cawe (ikut campur) untuk apa keputusan MK itu kan untuk capresan," jelasnya.
"Dugaan saya sangat besar peluangnya. Bahkan tanpa mendahului maha kuasa itu hampir pasti menjadi pilihan, apalagi sudah didorong usulan koalisi yang siginifikan," lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa alasan partai-partai koalisi Prabowo meminta Gibran bergabung karena dari faktor Jokowi, adanya faktor relasi kuasa.
"Faktor itu membuat Gibran jadi rebutan. situasi ini tidak akan mudah Jokowi dan keluarga berhadapan dengan resistensi PDIP dan bu Megawati," ungkapnya.
Selain itu, Surokim juga menilai jika nantinya Gibran resmi Cawapres dampingi Prabowo. Nantinya akan terjadi head To head antara Jokowi versus Megawati.
"Artinya mas Gibran jadi dampingi Prabowo artinya head to head antara Jokowi vs Megawati. Maka selama ini kita semua tahu relasi keduanya itu baik baik saja di akhir sesi akhirnya seperti ini situasinya," pungkasnya.
Baca Juga: Gibran Tak Dampingi Prabowo saat Diundang Muhammadiyah di Surabaya
Editor : Ading