• Loadingselalu.id
  • Loading

Minggu, 24 Sep 2023 05:12 WIB

Korban Polemik Yayasan, Puluhan Siswa SMK Prapanca 2 Terpaksa Numpang di Kampus Stikosa AWS

Situasi ruang belajar SMK Prapanca 2 yang mengungsi di kampus STIKOSA-AWS

Situasi ruang belajar SMK Prapanca 2 yang mengungsi di kampus STIKOSA-AWS

selalu.id - Puluhan siswa SMK swasta Prapanca 2 terpaksa harus menumpang atau mengungsi ke gedung Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA-AWS) untuk tempat belajar mereka.

Diketahui total sebanyak 97 siswa SMK Prapanca itu mengungsi akibat buntut dari polemik sangketa bangunan antara pihak Sekolah dan Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur (YPW JT).

Kepala Sekolah SMK Prapanca 2, Gugus Legowo mengatakan bahwa konflik tersebut terjadi sejak masa jabatan Kepala Sekolah lama, yakni Soewandi.

“Pada 21 Maret 2021 kami pindah ke Prapanca 1, lalu pindah kesini barusan mengingat kami tidak diperbolehkan masuk (SMK Prapanca 2),” kata Gugus saat ditemui, Selasa (22/8/2023).

Akibat konflik itu siswa dan siswi yang masih bersekolah di SMK Prapanca 2 harus menanggung kerugian. Bahkan, Gugus mengungkapkan SMK Prapanca 2 hanya mendapatkan tiga murid pada tahun ajaran 2023/2024 akibat permasalahan yang terjadi.

“Akibat konflik ini, tahun ajaran baru ini hanya mendapat 3 orang, biasanya banyak. Broadcasting 2 akuntansi 1,” jelasnya.

Dia berharap kondisi ini segera ditemukan solusinya. Agar proses belajar mengajar dapat kembali normal. Pihaknya juga  mendorong agar yayasan segera turun tangan untuk menyelesaikan konflik dengan kepala sekolah yang sebelumnya.

“Saya minta secepatnya. Jangan berlarut-larut ini pendidikan bukan benda mati dan anak-anak harus belajar dengan layak. Saya minta yayasan dan Dindik membantu, momen 17 Agustus saya rasa ini tidak merepresentasikan merdeka pendidikannya," ungkapnya.

Pantuan selalu.id, saat mengkunjungi pengungsian puluhan pelajar SMK Prapanca itu, tampak salah satu ruangan kelas XI Akutansi berpetak menjadi dua berukuran 2,5 x 5 meter dan dijadikan dua tempat belajar.

Kondisi ini dialami oleh seluruh siswa,  lantaran gedung sekolah SMK Prapanca 2 mengalami masalah sengketa.

Salah satu siswa kelas XI Akutansi  Taufiq Rahman mengaku tidak nyaman dengan proses belajar mengajar lantaran minimnya fasilitas serta sarana dan prasana yang tidak memadai.

Taufiq menceritakan, perpindahan kelas di kampus Stikosa AWS ini sejak bulan Juli 2023 lalu. Menurutnya, kondisi ini membuat proses belajar mengara terganggu.

“Sulit (belajar mengajar) biasanya ada komputer, disini gak ada. Sekarang pakek monitor. Terganggu karena fasilitasnya kurang,” kata Taufiq.

Menurutnya, kondisi yang dialami seluruh siswa ini justru berbanding terbalik dengan penerapan kurikulum merdeka yang merupakan program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Ristek dan Teknologi (Kemendikbudristek).

“Harapannya balik ke sekolah lama. Masak satu ruangan dua jurusan,” katanya.

Kondisi tidak nyaman juga dialami oleh siswi kelas XI Akuntansi bernama Aulia. Dia menjelaskan proses belajar mengajar sering terganggu karena suasanya tidak kondusif.

“Gak enak, soalnya bukan sekolah sendiri.
Harus ikut peraturan orang lain.
Fasilitas kurang,” ungkap Aulia.

Baca Juga: Kasus Sangketa Berakhir Damai, SMK Prapanca 2 Dibuka Kembali

Editor : Ading