Senin, 28 Apr 2025 12:23 WIB

Pengobatan TBC Warga Surabaya Gratis, Dinkes: Jangan Sampai Drop Out Berobat

  • Reporter : Ade Resty
  • | Kamis, 06 Apr 2023 11:10 WIB

Selalu.id - Surabaya telah menjadi kota dengan kasus Tuberkulosis (TBC) tertinggi se Jawa Timur membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya terus berupaya untuk melakukan pengurangan dan penanganan yang efektif dan efisien.

Salah satunya adalah menyediakan pengobatan gratis untuk penyakit yang disebabkan bakteri Mycobacterium Tuberculosis ini di fasilitas kesehatan tingkat 1 dan 3, yakni Puskesmas dan Rumah Sakit (RS).

Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina mengatakan khusus untuk warga Surabaya bisa mendapatkan pengobatan gratis untuk pasien TBC melalui Puskesmas dan RS.

Nanik menerangkan, untuk kasus TBC dengan kondisi tanpa penyakit penyerta, dapat difasilitasi dengan BPJS dan dirujuk ke Puskesmas ketika kondisinya sudah stabil.

“Sedangkan kasus TBC dengan kondisi khusus (memiliki penyakit penyerta), akan tetap difasilitasi di rumah sakit dengan dukungan BPJS,” kata Nanik Sukristina, Kamis (6/4/2024).

Nanik mengungkapkan, keberhasilan pengobatan pasien TBC di Surabaya pada Triwulan I 2023 sudah mencapai 92 persen dari target Nasional 90 persen.

Oleh karenanya, Nanik mengajak para pasien dan penderita TBC untuk tetap kontinyu menjalani perawatannya. Untuk pengobatannya, Dinkes Surabaya memberikan pendampingan minum obat (PMO) terhadap para pasien penderita TBC. Yakni dengan memberi obat minimal 6 bulan tanpa berhenti.

"Sudah ada prosedurnya bahwa pengobatan TBC ada jangka minimalnya. Jadi tak boleh trop out. Minimal 6 bulan pengobatan terus menerus tidak boleh berhenti," jelasnya.

"Masing-masing puskesmas kita ada PMO dan itu harus dipastikan pasien yang datang ke puskesmas, mereka benar-benar minum obat dengan tepat. Jangan sampai mereka drop out. Nanti tidak efektif lagi jadi harus mengulang kembali," pungkasnya

Tak hanya memberi pengobatan gratis, Dinkes Surabaya akan terus melakukan berbagai upaya dalam proses eliminasi TBC. Di antaranya, memastikan ketersediaan logistik TBC untuk mendukung penegakkan diagnosis dan pengobatan.

"Selain itu, kami juga mengoptimalisasi alat TCM dan menambah 19 alat TCM dengan 4 modul di Kota Surabaya, dan optimalisasi SITRUST (Sistem Informasi Treking untuk Spesimen Transport) dalam pengiriman sampel terduga TBC," ujarnya.

Jumlah kasus TBC tersebut, sebagian besar terdapat pada kelompok usia produktif, yakni 45 sampai 54 tahun dengan didominasi jenis kelamin laki-laki.

"Hal ini dikarenakan pada kelompok usia dan jenis kelamin tersebut merupakan pekerja dengan mobilitas yang tinggi dan mempunyai kebiasaan/pola hidup sebagai perokok aktif," paparnya.

Nanik mengimbau masyarakat agar dapat mewaspadai ciri-ciri penyakit TBC. Di antaranya batuk, demam berkepanjangan, nyeri dada dan sesak nafas.

"Kemudian ciri lain adalah nafsu makan menurun, berat badan menurun, dan berkeringat pada malam hari tanpa melakukan kegiatan,” pungkasnya. (Ade/Adg)

Baca Juga: Ratusan RW di Surabaya Dinyatakan Bebas TBC, Dinkes Perkuat Pemantauan

Editor : Ading