Jumat, 18 Apr 2025 11:47 WIB

Pengguna Gas Bumi Baru Enam Persen, Pemerintah Akan Masifkan

Penggunaan gas bumi

Penggunaan gas bumi

selalu.id – Pemerintah akan memaksimalkan penggunaan gas bumi rumah tangga mengingat masih minimnya masyarakat yang menikmati aliran gas bumi di dapur mereka. Hal ini ditegaskan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat memantau ketersediaan energi menjelang Idulfitri 2025 di Jawa Timur.

 

Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah Jaringan Gas (Jargas) rumah tangga di Rusun Grudo, Tegalsari, Surabaya. Bahlil memastikan kenyamanan masyarakat dalam menggunakan gas bumi untuk memasak. Bahkan, ia sempat menggoreng telur dadar di salah satu dapur warga.

 

Bahlil menekankan bahwa selain aman dan nyaman, penggunaan gas bumi dapat menghemat pengeluaran bulanan warga. “Ibu ini mengaku tagihannya satu bulan hanya Rp 20 ribu. Efisiensinya mencapai empat puluh persen dibanding harga LPG,” ujarnya.

 

Namun, hingga kini penggunaan gas bumi rumah tangga masih rendah akibat terbatasnya jaringan pipa gas. Di Jawa Timur, misalnya, pelanggan gas bumi PGN hanya sekitar enam persen dari total market. “Ini yang akan pemerintah lakukan. Program ini akan dimasifkan untuk menurunkan impor LPG,” kata Bahlil.

 

Minimnya pengguna gas bumi juga disampaikan Direktur PT Pertamina Gas Negara (PGN) Arief Setiawan Handoko. Pelanggan PGN SOR III yang mencakup Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, dan Sulawesi baru mencapai 310.201 pelanggan dengan volume penyaluran 265,89 BBTUD.

 

Perinciannya, pelanggan komersial dan industri sebanyak 627 pelanggan dengan volume penyaluran 261,43 BBTUD, rumah tangga 308.896 pelanggan dengan volume 4,20 BBTUD, serta pelanggan kecil 678 pelanggan dengan volume 0,26 BBTUD.

 

“Pelanggan di SOR III di Kalimantan dan Sulawesi hampir seratus ribu sambungan rumah, sementara di Jawa Tengah hingga Jawa Timur sekitar dua ratus ribu pelanggan di delapan belas kabupaten dan delapan provinsi. Ini masih kecil, Pak,” ujar Arief di hadapan Menteri Bahlil.

 

Keterbatasan ini disebabkan oleh jaringan gas bumi yang belum luas. Hingga Februari 2025, jaringan pipa gas bumi yang dikelola PGN mencapai sekitar 8.970 kilometer, terdiri dari pipa PGN sepanjang 1.519 kilometer, pipa Jargas APBN yang dikelola PGN sepanjang 5.434 kilometer, serta pipa Jargas APBN yang dikelola PTGN sepanjang 1.954 kilometer.

 

Harga jual gas bumi bervariasi berdasarkan daerah. Untuk pelanggan RT1 dan PK1 di Jawa Tengah hingga Sorong, harga berkisar antara Rp 4.250 hingga Rp 6.500 per meter kubik. Sementara pelanggan RT2 dan PK2 dikenakan harga Rp 6.000 hingga Rp 7.100 per meter kubik.

 

“Dengan 310.201 pelanggan jargas, mereka tidak lagi menggunakan LPG tiga kilogram. Artinya, kita bisa menghemat sekitar Rp 1 juta per tahun untuk setiap sambungan rumah. Jadi, dengan 310.201 sambungan, kita bisa menghemat subsidi sekitar Rp 310 miliar,” pungkasnya.

Editor : Ading