Jumat, 18 Apr 2025 10:25 WIB

Hadapi Lonjakan Penumpang, DLU Berikan Diskon Mudik Lebih Awal

Direktur Utama PT DLU, Erwin H Poedjiono

Direktur Utama PT DLU, Erwin H Poedjiono

selalu.id – Menjelang musim mudik Lebaran 2025, PT Dharma Lautan Utama (DLU) mengambil langkah strategis untuk mengantisipasi lonjakan penumpang. Selain memperkuat armada, perusahaan pelayaran ini juga menawarkan diskon tiket guna mendorong masyarakat melakukan perjalanan lebih awal.

 

DLU menyiapkan 48 kapal untuk melayani pemudik tahun ini. Sebanyak 22 kapal dioperasikan di jalur panjang, seperti Surabaya-Makassar dan Surabaya-Balikpapan, sementara 26 kapal lainnya melayani lintas penyeberangan antar pulau yang lebih pendek.

 

Direktur Utama PT DLU, Erwin H Poedjiono, menjelaskan bahwa strategi ini bertujuan menciptakan pengalaman mudik yang lebih aman, nyaman, dan terorganisir.

 

"Kami ingin mengubah pola pikir masyarakat bahwa mudik tidak harus dilakukan mendekati hari H. Dengan fasilitas dan jadwal yang kami siapkan, pemudik dapat berangkat lebih tenang dan menghindari kepadatan," ujar Erwin.

 

Sebagai bagian dari strategi ini, DLU memberikan diskon tiket sebesar 10 hingga 20 persen yang berlaku sejak sebelum bulan puasa.

 

"Kami berharap diskon ini menarik minat masyarakat untuk berangkat lebih awal, sehingga beban penumpang tidak terpusat di H-7 atau H-1. Ini juga membantu mendistribusikan penumpang secara lebih merata," tambahnya.

 

Persiapan armada dan pelabuhan oleh DLU telah ditinjau oleh regulator dan instansi terkait.

 

"Kami sudah siap. Pemeriksaan oleh regulator telah dilakukan, dan saat ini tinggal memastikan masyarakat mengetahui serta memanfaatkan program ini," kata Erwin.

 

Dengan kesiapan armada dan promosi yang mendukung, DLU optimistis arus mudik tahun ini akan berjalan lebih lancar dan terorganisir, memberikan kenyamanan lebih bagi penumpang.

 

Sementara itu, Penasihat Utama PT DLU, Bambang Haryo Soekartono (BHS), meminta pemerintah tidak mengabaikan aspirasi sopir truk yang ingin tetap beroperasi selama Lebaran. Menurutnya, penghentian angkutan logistik saat arus mudik dan balik dapat berdampak pada inflasi di berbagai wilayah.

 

"Macet saat arus mudik dan balik umumnya terjadi di Pulau Jawa, bukan di kepulauan lain," kata Bambang Haryo.

 

Ia menegaskan bahwa distribusi logistik berkaitan erat dengan pergerakan ekonomi. Jika truk-truk logistik dilarang beroperasi, distribusi barang bisa terganggu, menyebabkan lonjakan harga dan penumpukan produk industri.

 

"Jika logistik dihentikan, indeks angkutan laut Indonesia bisa semakin rendah di mata dunia. Ini perlu dipertimbangkan agar tidak berdampak negatif pada perekonomian," tandasnya.

Editor : Ading