selalu.id - Rencana pembangunan rumah sakit baru di Surabaya menuai pertanyaan dari anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Surabaya, Imam Syafi’i. Salah satunya, RS Surabaya Selatan yang akan dibangun 2025 ini.
Menurutnya, pembangunan fasilitas kesehatan harus benar-benar didasarkan pada kebutuhan riil masyarakat, bukan sekadar proyek pembangunan semata.
Imam, yang juga politisi Partai NasDem, menyatakan bahwa ia masih mempertimbangkan apakah akan menyetujui rencana tersebut. Salah satu faktor yang menjadi perhatiannya adalah tren jumlah pasien di wilayah yang akan dibangun rumah sakit tersebut.
“Ini menjadi pertimbangan, apakah saya sebagai anggota Banggar akan menyetujui pembangunan rumah sakit baru. Kalau ternyata jumlah pasien tidak banyak dan trennya tetap, kenapa kita harus membangun lagi?” ujarnya, Senin (3/2/2025).
Imam menegaskan bahwa sebelum memutuskan pembangunan rumah sakit baru, pemerintah harus melakukan kajian yang komprehensif.
“Jika memang ada kajian yang menunjukkan bahwa jumlah rumah sakit di wilayah itu kurang dan kehadiran rumah sakit baru bisa meningkatkan akses layanan kesehatan, tentu itu bisa menjadi prioritas,” tegasnya.
Meski mengakui pentingnya pembangunan rumah sakit, Imam juga menyoroti persoalan lain yang menurutnya lebih mendesak, seperti pendidikan dan kesejahteraan warga miskin.
Mantan pengurus PMII Jawa Timur ini menyoroti masih banyaknya anak di Surabaya, khususnya lulusan SMP, yang tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Selain itu, ia juga menyoroti banyaknya warga miskin yang tidak terdaftar dalam program bantuan sosial atau daftar keluarga miskin (Gamis).
“Sayang jika APBD kita digunakan untuk hal yang kurang mendesak. Rumah sakit memang penting, tapi jangan lupa, masih banyak anak lulusan SMP yang tidak bisa melanjutkan sekolah, dan banyak warga miskin yang tidak masuk dalam daftar penerima bantuan. Ini yang harus jadi perhatian,” tandas Imam.
Baca Juga: Material Pemkot Hambat Pembangunan SMP di Tambak Wedi, Begini Respon DPRD

Editor : Ading