Selasa, 18 Mar 2025 01:41 WIB

Integrasikan Aspek Peradaban, Wakil Kepala BP Haji Tinjau Asrama Haji Surabaya

Asrama Haji Surabaya

Asrama Haji Surabaya

selalu.id – Wakil Kepala Badan Penyelenggara Ibadah Haji (BPJ), Dahnil Anzar Simanjuntak, melakukan peninjauan ke Asrama Haji Surabaya pada Selasa (7/1/2025) sore.  Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan fasilitas dan pelayanan ibadah haji, serta mendorong pengembangan asrama haji agar memiliki fungsi yang lebih luas dan berdampak positif bagi perekonomian dan peradaban bangsa.

Dahnil mengungkapkan harapannya agar Asrama Haji Surabaya dapat menjadi contoh pengelolaan asrama haji yang mengintegrasikan tiga aspek utama: ritual, ekonomi, dan peradaban.  "Amanat Presiden, asrama haji tidak hanya difungsikan saat musim haji  Asrama haji harus memiliki fungsi ekonomi yang lebih luas, menjadi pusat pengembangan peradaban Indonesia, baik dari sisi ekonomi, peradaban, maupun keagamaan," tegasnya kepada selalu.id, Selasa (7/1/2025).

Dahnil juga melakukan silaturahmi dengan perwakilan NU dan Muhammadiyah.  Ia menekankan pentingnya peran Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) sebagai ujung tombak pembinaan jamaah haji.  "KBIH adalah kepanjangan tangan BPJ dalam membina jamaah secara langsung. Keberhasilan ibadah haji tidak hanya dilihat dari keberangkatan dan kepulangan jamaah, tetapi juga dari dampak ekonomi dan nilai-nilai kebangsaan yang terbangun," terangnya lebih lanjut.

Salah satu fokus pengembangan ekonomi yang dibahas adalah, lanjut ia menjelaskan, potensi pemotongan hewan kurban (dam) di dalam negeri.  "Rata-rata jamaah haji membayar dam sekitar Rp 200.000. Jika dikalikan dengan jumlah jamaah haji, ini potensi ekonomi yang besar.  Kami berharap ada fatwa dari MUI, NU, dan Muhammadiyah yang memperbolehkan pemotongan dam di dalam negeri, sehingga dapat mendorong perekonomian lokal, khususnya pada masa Idul Adha," terangnya.

Selain itu, Dahnil juga berharap agar UMKM Indonesia dapat lebih maksimal memasok kebutuhan jamaah haji, baik di dalam negeri maupun di Arab Saudi.  "Komoditas pertanian dan bumbu-bumbu Indonesia bisa lebih banyak digunakan di Arab Saudi. Ini akan meningkatkan nilai ekspor dan perekonomian nasional," tambahnya.

Lebih jauh, Dahnil menekankan pentingnya nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme dalam ibadah haji.  "Para pendiri NU dan Muhammadiyah terinspirasi oleh nilai-nilai kebangsaan setelah menunaikan ibadah haji. Kami berharap para ulama dapat membantu mendefinisikan makna haji mabrur yang lebih luas, mencakup kesalehan pribadi dan sosial, serta kontribusi bagi bangsa dan negara," ujarnya.

Terkait dengan biaya haji, Dahnil menyatakan bahwa BPJ terus melakukan monitoring dan memastikan transparansi dan akuntabilitas seluruh komponen biaya.  "Sesuai perintah Presiden, kami melakukan monitoring dan memastikan semua komponen biaya haji transparan dan akuntabel. Beberapa komponen sudah berhasil dikurangi, termasuk penerbangan dan akomodasi," tuturnya.

Dahnil menjelaskan bahwa upaya pengurangan biaya haji dilakukan melalui beberapa strategi, seperti meningkatkan kompetisi antar penyedia jasa penerbangan dan akomodasi.  "Penerbangan haji tidak lagi didominasi oleh penerbangan Saudi dan Garuda. Kehadiran swasta lain akan menciptakan kompetisi dan menekan harga tanpa mengurangi kualitas pelayanan," tandasnya.

Upaya pengurangan biaya juga difokuskan pada aspek catering dan komponen lainnya. Meskipun penurunan biaya haji belum mencapai angka yang signifikan, Dahnil optimistis bahwa upaya yang dilakukan akan memberikan dampak positif bagi jamaah haji.  "Penurunan biaya haji, meskipun baru sekitar Rp 600.000, tetap signifikan bagi jamaah. Kami akan terus berupaya untuk menekan biaya haji tanpa mengurangi kualitas pelayanan dan nilai-nilai ibadah," pungkasnya.

Baca Juga: Kisah Supiyah, Tukang Pijat yang Menabung 43 Tahun untuk Naik Haji

Editor : Ading