Kamis, 27 Mar 2025 14:56 WIB

Derap Pembangunan Box Culvert Terkoneksi Hempas Banjir di Surabaya

  • Reporter : Ade Resty
  • | Minggu, 10 Nov 2024 23:16 WIB
Wali Kota Eri Cahyadi saat pantau banjir di Jalan Ciliwung

Wali Kota Eri Cahyadi saat pantau banjir di Jalan Ciliwung

Advertise - IDUL FITRI 1446H ARIF FATHONI

selalu.id - Banjir adalah masalah tahunan di Surabaya. Bahkan setelah melewati beberapa pergantian kepemimpinan (Wali Kota), banjir masih tetap menjadi momok bagi warga. Beberapa titik bahkan tergolong mengalami banjir ekstrim dengan ketinggian hingga 1 meter lebih.

Banjir atau genangan tidak hanya membahayakan warga, namun dapat menghambat bahkan menghentikan aktivitas ekonomi masyarakat untuk beberapa saat dan sudah tentu membawa dampak kerugian yang besar terutama di wilayah-wilayah padat penduduk.

Baca Juga: Banjir Luapan Danau Unesa, DPRD Surabaya Duga Ada Penyempitan Saluran Air

Beberapa kawasan yang diketahui memiliki tingkat banjir ekstrim diantaranya Jalan Mayjen Sungkono, Dukuh Kupang, Banyu Urip, Keputih serta sebagian wilayah di Surabaya bagian barat.

Diperlukan terobosan yang tepat, cermat serta langkah berani untuk mengatasi 'momok' warga di musim penghujan tersebut.

Beberapa langkah telah dilakukan oleh beberapa Wali Kota Surabaya, namun belum mengatasi tuntas terutama saat curah hujan tinggi. Seakan membandel, banjir kerap kali hadir di beberapa wilayah Surabaya.

Pada Kamis 4 April 2024 lalu. Kota Surabaya pernah diguyur hujan selama kurang lebih satu jam lebih. Sejumlah wilayah mengalami genangan cukup parah. Bahkan, sempat menyebabkan ketegangan antara warga dengan pengguna jalan. Itu terjadi di Jalan Raya Banyu Urip- Sukomanunggal Surabaya. Di hari itu, kawasan tersebut mencapai tinggi air kurang lebih 80 cm.Warga di kawasan tersebut berupaya melakukan pembendungan dengan bahan seadanya agar genangan air tidak terlalu parah memasuki perkampungannya.

Saat kendaraan truk melintas, menimbulkan gelombang, air merangsek dan menjebol bendungan darurat milik warga. Sontak hal ini membuat beberapa warga berkumpul di jalan raya dan menghentikan kendaraan-kendaraan besar yang akan melintas baik dari arah timur ke barat maupun sebaliknya.

Mengenang peristiwa genangan itu, salah satu saksi warga, Abdullah Munir, mengaku ikut memberhentikan dua kendaraan truk dan meminta untuk putar balik.

"Sekitar ada dua truk yang diberhentikan warga, satu truk galon air dan satu truk ekspedisi. Keduanya terpaksa putar balik," jelas Munir.

Kondisi Jalan Banyu Urip saat banjirKondisi Jalan Banyu Urip saat banjir

Sementara itu air diketahui keluar dengan derasnya dari box Culvert yang memperparah genangan. "Di Simo Kalangan, air dari bawah jalan ini (box Culvert) keluar deras sekali. Parah pokoknya. Kalau seperti itu lama surutnya," kenangnya.

Parahnya lagi, jalan di Simo dan sekitarnya macet parah meski dini hari. Pengendara sama sekali tidak bisa melintas dan terjebak genangan air.
Tak hanya itu, dampak hujan deras tersebut.

Sempat terjadi pula banjir mencapai tinggi setara dada orang dewasa di wilayah RT 4, RW 7 Dukuh Kupang, Pakis.

"Kalau di pos sampai segini (atas kepala), di musala segini (sedagu)," kata pria tersebut.

Keesokannya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi langsung meninjau lokasi yang terkena dampak banjir ekstrim, dimana tempat tersebut juga tengah dilakukan proses pengerjaan Box Culvert.
Ia menyebut terjadi perubahan cuaca secara mendadak sehingga menyebabkan progres pengerjaan saluran dan sodetan terhambat.

"Pada waktu itu tidak hujan, maka dari itu kami melakukan pengerjaan proyek. Ketika pengerjaan proyek itu dilakukan, saluran yang kita buat ini kita bendung, kita tutup, lah kok udane deres nggak karu-karuan (ternyata hujan sangat deras),” kata Eri yang kemudian Ia meminta proyek pengerjaan saluran air dan box culvert dihentikan sementara dan dilanjutkan lagi jika cuaca cerah.

Derap Pembangunan Gorong-gorong serentak dan terkoneksi

Dengan berbekal pengalaman penanganan pendahulunya, Wali Kota Eri Cahyadi mengambil langkah berani dengan membangun gorong-gorong di tempat tersulit di wilayah Dukuh Kupang, meskipun harus 'membelah' perkampungan padat penduduk. Pembangunan gorong-gorong secara crossing ini disebutkan mampu mengkoneksi aliran air di dua wilayah yang terputus.

“Jadi pengerjaannya tak hanya box culvert, tapi terkoneksi satu dengan lainnya,” ujar Wali Kota Eri Cahyadi.

Saluran Tersulit Berhasil Dibangun di Dukuh Kupang Barat 1
Wilayah Dukuh Kupang Barat (DKB) Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, sudah menjadi langganan banjir sejak tahun 1991. Setiap kali hujan deras, lokasi tersebut berkarakter topografi yang rendah dan kapasitas saluran air yang tidak memadai.

Sekretaris RW 8 Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya, Murtono bercerita, selama puluhan tahun banjir di kawasan ini sulit teratasi karena volume air yang berlebihan selama hujan deras, tidak dapat ditampung oleh box culvert yang ada. Karena itu, perlunya Pemkot Surabaya harus meningkatkan kapasitas box culvert untuk menghindari ketergantungan pada saluran lama.

Banjir di kawasan Dukuh Kupang SurabayaBanjir di kawasan Dukuh Kupang Surabaya

Baca Juga: Sungai Karah Tak Mampu Tampung Hujan, Pemkot Surabaya Bangun Rumah Pompa

"Namun, karena elevasi tanah yang rendah, kami berharap akan ada pembuatan sodetan baru di belakang Polsek Dukuh Pakis," ungkapnya.

Advertise - Idul Fitri 1446H dr akma

"Banjir terakhir (Kamis, 4/5/2024) sangat parah, airnya sampai melebihi ambang pintu warga," imbuhnya

Sementara itu, Kepala DSBDAM Surabaya Syamsul Hariadi mengatakan, pembangunan saluran di Jalan Dukuh Kupang Barat I berjalan lancar. Meski, pernah mengalami kesulitan karena adanya jaringan utilitas. Mulai dari jaringan utilitas air PDAM, listrik hingga saluran telekomunikasi.

“Itu sudah kami perhitungkan adanya utilitas, kita sudah koordinasi masing-masing pemilik utilitas untuk diperbaiki,” tuturnya.

Pemkot Surabaya juga menambahkan kapasitas box culvert, yang tadinya hanya berukuran 1x1 meter, diganti menjadi 2x2 meter dan 3x3 meter agar saya tampung lebih maksimal.

“Kita hitung tinggi genangannya, perkiraan kapasitas tampungan dibutuhkan berapa.Karena tidak ada lokasi untuk buat tampungan maka jalan eksisting yang ada kita buat long storage dengan box culvert untuk memindahkan genangan yang dipermukaan jadi ke dalam long storage. Kemudian juga kita atur atau kita batasi juga aliran yang masuk,” terangnya.

“Diharapkan genangan akan berkurang signifikan. Nanti kita evaluasi lagi ketika musim hujan sudah tiba,” pungkasnya.

Proyek box culvert di Dukuh Kupang SurabayaProyek box culvert di Dukuh Kupang Surabaya

Banjir berhari-hari tak kunjung surut kini tinggal kenangan

Agus Saksono (34) warga Tambaksari, Jagiran, sekaligus petugas operator rumah pompa Jalan Gresikan menceritakan betapa berhasilnya pembangunan proyek untuk mengatasi banjir yang terjadi di kawasan Gresikan hingga ploso.Selama puluhan tahun, kata Agus, genangan di wilayah tersebut menjadi langganan saat musim hujan tiba. Parahnya, ketinggian air hingga selutut orang dewasa tak kunjung surut hingga berhari-hari lamanya.

“Sejak kecil saya disini banjir terus, kadang sampai lutut dewasa. Kalau hujan deras, gak berani lewat sini. Dulu surutnya lama, sampai 3-4 hari gak turun. Sekarang alhamdulilah udah gak pernah banjir,” ungkap Agus, kepada selalu.id, Sabtu (9/11/2024).

Baca Juga: Banjir Surabaya, Pemkot: Cuaca Ekstrem dan Saluran Tersumbat Jadi Pemicu

“Alhamdulilah mbak sudah gak pernah banjir,” tambah Agus.

Sejak rumah pompa Gresikan diresmikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada awal 5 Januari 2024 lalu. Agus mengaku sepanjang 2024 hingga November sekarang banjir hanya terlihat kenangan di wilayah Gresikan-Ploso.
Menurutnya, rumah pompa ini sudah sangat membantu. Terlebih lagi, pembangunan box culvert terus dikebut Pemkot Surabaya. Kini genangan ataupun banjir sudah tak ada lagi.

“Sepanjang tahun 2024 ini sudah ndak ada banjir alhamdulillah. Paling cuma sedikit dibawah mata kaki. Apalagi, ditambah box culvert yang besar, sangat cepat hilang (surutnya),” tuturnya.

Dia setiap hari menjaga rumah pompa itu selama 24 jam. Setiap kali ketika cuaca mendung, Agus waspada untuk standby di rumah pompa, karena ketika hujan deras pompa wajib dihidupkan.

“Disini hanya petugas, satu 24 jam kemudian ganti shift sama petugas lainnya. Nanti kalau hujan tiba dan deras dihidupkan, kalau rintik aja tinggal buka pintu air , karena kan mengalir ke laut, di pojok sana kan juga ada rumah pompa. Dulu hanya rumah pompa di Kalijudan. Karena tak teratasi, ditambah rumah pompa Gresikan ini,” ucapnya.

Tercatat, Pemkot Surabaya telah membangun sebanyak 16 rumah pompa baru sejak 2023 hingga 2024 sekarang. Seperti Rumah Pompa Bukit Barisan, Aquatic, Kebraon, Bulak, MERR, Gersikan, dam Undaan. Kini, akan ditambah lagi proses pembangunan rumah pompa baru di Pucang Anom.

Kabid Drainase Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDAM) Windo Gusman Prasetyo menyebut pembangunan penanganan banjir khususnya proyek Box Culvert sejak tahun 2021, tercatat sebanyak 451 lokasi. Pengerjaan dilakukan secara cepat dan hanya menyisahkan sebanyak 187 lokasi.

“Kita selalu melakukan pemetaan titik-titik banjir dan melakukan perencanaan dan pembangunan saluran, rumah pompa, bozem, pintu air dan lainnya,” kata Windo, saat dihubungi selalu.id.

Windo menjelaskan Pemkot Surabaya saat ini memprioritaskan pembangunan box culvert di wilayah genangan yang terparah dengan anggaran Rp 450 miliar. Proyek itu akan dikhususkan di pemukiman padat penduduk. Kemudian, perindustrian dan perdagangan. Saat ini, percepatan pembangunan tersebut sudah tercapai 90 persen.

“Sisa 187 titik lokasi lagi, kita harapkan selesai semua hingga akhir tahun 2024,” jelasnya.

Langkah berani Wali Kota Eri Cahyadi ini Menghempas banjir yang selama ini 'menghantui' terutama di wilayah-wilayah dengan topografi rendah yang menjadi lokasi banjir ekstrim di Surabaya.

Editor : Arif Ardianto