Minggu, 20 Apr 2025 11:25 WIB

Nelayan Surabaya Gelar Aksi Tolak Reklamasi Waterfront Land

  • Reporter : Ade Resty
  • | Jumat, 02 Agu 2024 12:33 WIB
Aksi demo di laut nelayan tolak reklamasi Surabaya

Aksi demo di laut nelayan tolak reklamasi Surabaya

selalu.id-Ratusan nelayan melakukan aksi demo di laut menolak rencana pengerjaan Proyek Strategis Nasional (PSN) reklamasi Surabaya atau Waterfront Land di Surabaya Timur, Jumat (2/8/2024).

Aksi tersebut diikuti ratusan nelayan yang berasal dari  8 kelompok usaha bersama (KUB) di wilayah Nambangan, Kedung Cowek, Surabaya.

Mereka menolak keras rencana Proyek Strategis Nasional (PSN) reklamasi Surabaya Waterfront Land senilai Rp72 triliun yang akan menguruk laut seluas 1.084 hektar.

Berbagai spanduk aksi bertuliskan bertuliskan penolakan Proyek reklamasi. "TOLAK SUAP REKLAMASI Dari PT GRANTING JAYA" "KEMBANG MELATI DIMAKAN SAPI, SANDANG PANGANKU MATI GARA-GARA REKLAMASI" "JANGAN USIK LAUT KAMI JANC**K" "NELAYAN MAKMUR TANPA REKLAMASI"

Para nelayan dalam aksi ini menyuarakan kekecewaan dan kekhawatiran mereka akan dampak proyek ini terhadap mata pencaharian dan lingkungan hidup.

Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) Was (Pengawas) Kedung Cowek, Hatib menganggapi bahwa proyek reklamasi ini hanya omong kosong.

Apalagi, para nelayan bukan sekali ini saja berurusan dengan janji manis reklamasi sejak sejak 2016, muncul lagi di tahun 2018-2019, dan terus berlanjut hingga sekarang.

"Kami menganggap ini hanya omong kosong belaka. Dulu waterfront city, sekarang waterfront land. Intinya tetap sama, menguruk laut kami!" tegas dia.

Pokmas was dari Kenjeran, Wasito menambahkan meski ada kajian dari pakar ITS, tapi perbedaan pandangan antar akademi menunjukkan banyak masalah.

Menurut dia, persoalan ekonomi memang penting, tapi lingkungan dan mangrove juga harus jadi prioritas.

"Kami yang menjaga laut dan mangrove selama ini, jangan dilupakan!" tegas dia.

Kegeraman nelayan semakin memuncak karena proyek ini dinilai lebih berpihak pada kepentingan ekonomi semata. Sementara nasib mereka yang bergantung pada laut terancam.

Mereka khawatir reklamasi akan merusak ekosistem laut, mengurangi hasil tangkapan ikan, dan mengancam keberlangsungan hidup mereka.

"Kami akan terus berjuang menolak reklamasi ini. Laut adalah sumber kehidupan kami, dan mangrove adalah pelindung kami. Kami tidak akan biarkan keduanya dirusak demi proyek yang hanya menguntungkan segelintir orang!" tegas Hatib.

Sebelumnya, Komisaris Utama PT Granting Jaya, Soetiadji Yudo, menegaskan komitmen perusahaan untuk mendengarkan dan mengakomodasi aspirasi nelayan dalam setiap tahap pembangunan.

"Kami memahami bahwa proyek reklamasi ini memiliki dampak yang signifikan, terutama bagi para nelayan. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk selalu melibatkan nelayan dalam proses pengambilan keputusan," ujar Yudo.

Yudo mengakui bahwa tidak semua pihak memiliki pemahaman yang sama terhadap proyek ini. Dia mengaku terbuka dengan segala masukan terkait proyek reklamasi ini.

"Pasti ada yang setuju dan tidak setuju. Namun, kami terbuka terhadap semua aspirasi dan akan menampung semua masukan dari masyarakat,terutama nelayan," tambahnya.

Sebab itu, tambahnya, pentingnya kolaborasi antara perusahaan, nelayan, dan pemerintah dalam mewujudkan proyek reklamasi yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi semua pihak.

"Kami percaya bahwa dengan bekerja sama, kita dapat mencapai tujuan bersama, yaitu memajukan kota Surabaya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk para nelayan," tegasnya.

Baca Juga: Ada Tulisan Prabowo Love Teddy Pada Aksi Tolak RUU TNI di Surabaya

Editor : Ading