selalu.id - Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama (NU) akan menggelar Ijazah Kubro bertepatan dengan momentum Hari Santri Nasional 2023, Minggu (22/10/2023).
Ketum Pimpinan Pusat Pagar Nusa M. Nabil Haroen mengatakan penggelaran ini merupakan agenda penting bagi pendekar, kader Pagar Nusa dan warga nahdliyyin.
Baca Juga: Dikukuhkan Ketum PBNU, Pagar Nusa Siap Jadi Pagarnya NU dan Indonesia
Nabil menjelaskan agenda ini merupakan agenda lima tahun sekali yang sebelumnya digelar di Cirebon pada 2018 lalu. Dan untuk tahun 2023 ini di Surabaya agenda Ijazah juga akan dirangkai dengan Pengukuhan Pimpinan Pusat pagar Nusa.
"Jadi ini agenda yang sangat sakral, dihadiri oleh puluhan kiai-kiai sepuh, Presiden Joko Widodo dan jajaran Menteri, serta Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan jajarannya,” ungkap Nabil Haroen.
Nabil Haroen menjelaskan rencananya Ijazah Kubro ini akan dihadiri oleh sekitar 25 ribu pendekar dan kader Pagar Nusa dan warga Nahdliyyin, pada 22 Oktober 2023 di Lapangan Bumi Moro.
Baca Juga: Jatim Raih Juara di Kejurnas Pagar Nusa, Gubernur Khofifah: Berikan Apresiasi
“Ini agenda besar yang menjadi momentum untuk ngalap berkah dari para kiai. Tim Pagar Nusa sudah bersilaturahmi ke para kiai sepuh untuk meminta doa, naskah ijazah, hingga air asma’ yang didoakan untuk kemudian diberikan kepada peserta ijazah. Sebulan terakhir, tim Pagar Nusa sudah berkeliling dari Banten hingga Jawa Timur, untuk sowan kepada para kiai sepuh,” terang Nabil Haroen, yang lama nyantri di pesantren Lirboyo, Kediri.
Lebih lanjut Nabil Haroen menjelaskan bahwa agenda Ijazah Kubro ini juga menjadi rangkaian penting dari perayaan Hari Santri Nasional yang diselenggarakan oleh PBNU.
“Jadi, ada rangkaian Kirab Hari Santri dari Banten hingga Surabaya, upacara hari santri, beberapa lomba, gebyar shalawat dan beberapa agenda lainnya,” terang Nabil Haroen, yang menjadi Wakil Ketua Hari Santri PBNU, tahun 2023 ini.
Diketahui ada puluhan kiai sepuh yang hadir dan akan memberikan doa dan ijazah, di antaranya: KH. Mustofa Bisri (Rembang), Kiai Miftahul Achyar (Rais ‘Aam PBNU), KH. Said Aqil Siroj (Jakarta), Kiai Anwar Mansur (Lirboyo, Kediri), KH. Nurul Huda Jazuli (Ploso, Kediri), Habib Luthfi bin Yahya (Pekalongan), KH. Yahya C Staquf (Ketua Umum PBNU).
Selain itu, KH. Agoes Ali Masyhuri (Pondok Pesantren Bumi Sholawat, Tulangan, Sidoarjo), KH. Abdullah Kafabihi Mahrus (Pondok Pesantren Lirboyo, Mojoroto, Kediri), KH. Muhtadi Dimyati (Pondok Pesantren Roudlotul Ulum, Cidahu, Pandeglang), KH. Raden Kholil As’ad Syamsul Arifin (Pondok Pesantren Wali Songo, Panji, Situbondo), KH. Achmad Muzakki Syah (Pondok Pesantren Al Qodiri, Gebang, Patrang, Jember), H. Badrul Huda Zainal Abidin, (Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri), serta beberapa kiai lain.
Editor : Ading