• Loadingselalu.id
  • Loading

Kamis, 05 Okt 2023 06:39 WIB

Peneliti UB Ciptakan PRF untuk Nyeri Kronik, Berikan Peluang Kualitas Hidup Lebih Baik

Dr Ristiawan

Dr Ristiawan

Selalu.id - Dr. dr Ristiawan Muji Laksono, Sp, An, berhasil lulus doktor dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) berkat penemuannya tentang metode penanhanan nyeri kronik atau Neuron nyeri, dengan teknik Terapi Pulsed Radiofrequency (PRF).

Dr Ristiawan menyampaikan usai meneliti
mekanisme efek pulsed radiofrequenty pada neuron model nyeri ini. Ia menyebut bahwa sebagian orang banyak mengeluhkan sakit nyeri dan fatal dibiarkan lama-lama bisa menjadi nyeri kronik atau menahun.

"Nyeri kronik itu biasanya pasien akan kesulitan mencari pengobatan. Kenapa karena lama dia minum obat, begitulah terus begitu, sehingga kualitas hidupnya lama-lama akan turun. Ketika poilisi kualitas hidup turun maka di situ masalah yang sebenarnya," ungkap Ristiawan kepada selalu.id, Selasa (13/6/2023).

Sehingga, mereka yang mengeluh dengan nyeri kronik yang diobatinya karena banyak minum obat-obatan itu. Menurut dr Ristiawan, mereka harus beraslih ke terapi nyeri intervensi yang dia teliti itu atau PRF.

"Di radio frekuensi diablasi dirusak sarafnya sehingga ia tidak nyeri tapi fungsi-fungsi yang lainnya berkurang kan karena dirusak sarafnya," jelasnya.

Tak hanya itu, dr Ristiawan juga menyebut berdasarkan durasinya, nyeri bisa digolongkan dalam dua jenis yaitu nyeri akut kurang dari 3 bulan dan nyeri kronis (ebih dari 3 bulan, serta  nyeri kronis ini dialami 13 persen hingga 50 persen orang dewasa.

"Tapi melalui PRF, bisa mengurangi nyeri secara signifikan dan efek sampingnya tidak seperti radiofrequency. Makanya sekarang lagi berkembang," tegasnya.

Lebih lanjut ia menerangkan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa paparan PRF dapat menurunkan sensitisasi neuron tersensitisasi melalui penurunan intensitas kalsium intrasel neuron, intensitas PMM dan peningkatan konsentrasi ATP sitosolik neuron tersensitiasi.

Bagi masyarakat, saran dia, yang memiliki rasa nyeri bisa mendatangi fasilitas kesehatan yang memiliki peralatan PRF. Agar nantinya dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

"Kalau Pulsed Radiofrequency secara teori bisa sembuh dalam jangka waktu satu minggu, untuk paling lambat 7 minggu. Tapi rata-rata pasien yang saya kerjakan 3 sampai 4 minggu," katanya.

Metodenya dengan menggunakan jarum, terapi PRF memaparkan rangkaian frekuensi rendah (2 atau 4 Hz) dalam jangka waktu singkat (20 atau 10 ms) dengan range radiofrekuensi 500 kHz.

Ia menambahkan, saat ini banyak kasus sakit nyeri diderita masyarakat usia produktif. Sehingga kualitas hidup sebagai sumber daya manusia akan sangat terganggu.

"Sebagian besar kasus nyeri banyak dialami usia tua, terutama pada perempuan,"pungkasnya. (Ade).

Baca Juga: Bus Berpenumpang Mahasiswa Universitas Brawijaya Terbakar di Tol

Editor : Ading