selalu.id - Forum Diskusi Transportasi Surabaya (FDTS) menyebut bahwa Transportasi publik di Surabaya masih belum menyediakan sarana dan prasarana yang baik dan memadai.
FDTS pun sempat berdiskusi dengan para pegiat transportasi publik yang digelar oleh lembaga kajian Urbaning Center for Urban Studies bertajuk Transportasi Publik Berkelanjutan. Diskusi itu juga bersama Dishub, DPRD Surabaya, Akademis, maupun para komunitas, pada Sabtu (28/1/2023) lalu.
Baca Juga: D’Masiv Dapat Hak Penamaan Halte, DPRD Surabaya: Inspirasi Pacu Pendapatan Non-Tiket
Dari diskusi tersebut, anggota FDTS Iwan Iwe mengatakan, Pemerintah Kota ingin mengajak masyarakat untuk berpindah ke transportasi massal, tetapi persiapannya tidak matang. Apalagi, masyarakat disuruh mengakses serba digital jika naik transportasi publik.
Menurutnya, apabila ingin mengajak masyarakat berpindah ke transportasi publik. Seharusnya, bisa memudahkan mengakses. Ia menilai masyarakat sebagian tidak tahu dengan digital, sehingga tidak minat berpindah ke transportasi umum.
"Karena bagi yang ndak aware (peduli) digital ndak bisa, akhirnya ndak jadi naik. Suroboyo bus itu cuma ingin gimmick untuk habitat,"kata Iwan Iwe, Senin (30/1/2023).
Baca Juga: 13 Bus Bekas KTT G20 Diperbaiki dan Disempurnakan oleh ITS dan PT INK
Iwan iwe menjelaskan, transportasi publik yang dikelola Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim yakni bus Trans Jatim itu juga memudahkan masyarakat. Sebab, penumpang boleh membayar aplikasi atau dengan tunai.
"Trans jatim itu jelas menghubungkan Surabaya Sidoarjo atau Surabaya Sidoarjo ke Gresik. Bahkan, tahun ini ke Mojokerto dan lain-lain. Jadi boleh bayar aplikasi atau bisa bayar tunai,"jelasnya.
Harusnya persiapan Pemerintah Kota Surabaya untuk transportasi publik harus mengejar kemudahan akses terlebih dulu. Kemudian, perbanyak rute.
"Aku dari Graha Pena kesini ke (Gunung Anyar Surabaya) perlu 2 jam padahal harusnya 1 jam. butuhnya naik Suroboyo bus dan Trans Jatim. Kalau kesini ganti 3 kali. Surabaya lebih lama daripada aku dari Surabaya ke Sidoarjo,"jelasnya.
"Itu yang sering kita keluhkan. Masyarakat gak liat siapa yang operasikan. Taunya di Surabaya sudah ada layanan transportasi yang baik. Apalagi masyarakat datang bingung antara Trans Semanggi Surabaya dan Suroboyo Bus karena mirip,"lanjutnya.
Baca Juga: Baru di Launching Bus Listrik Bekas KTT G20 Berhenti Beroperasi, Ini Kendalanya
Terkait puluhan Feeder yang akan di launching Pemkot Surabaya di bulan Februari 2023 nanti, Iwan Iwe mengaku pesimis dengan adanya feeder agar orang berpindah dengan transportasi publik.
"Pesimis aku. orang-orang yang ndak bisa aplikasi bisanya tunai gimana?. Setahun ini coba tunai nanti didik, tahun depan atau gimana lah yang penting masyarakat bisa menikmati dengan mudah,"pungkasnya. (Ade/SL1)
Editor : Redaksi