selalu.id – Dugaan adanya pungutan biaya wisuda di sebuah SMP favorit di tengah Kota Surabaya ramai diperbincangkan. Sekolah yang dimaksud diduga adalah SMP Negeri 1 Surabaya, setelah muncul kabar pungutan sebesar Rp1.150.000 kepada siswa kelas IX.
Baca Juga: Parkir Liar Sebabkan Macet, Wali Kota Eri Tinjau Langsung RSUD dr Soewandhie
Menanggapi hal itu, pihak SMPN 1 Surabaya membantah tudingan tersebut dan menegaskan bahwa kegiatan pelepasan siswa dilaksanakan secara gratis tanpa memungut biaya sepeser pun.
Kepala SMPN 1 Surabaya, Eko Widayani, menegaskan bahwa sekolah tidak pernah mengadakan kegiatan wisuda berbayar.
“Kami klarifikasi, di SMPN 1 Surabaya tidak ada kegiatan wisuda. Yang ada adalah kegiatan rutin serah terima atau pelepasan siswa setelah menyelesaikan masa evaluasi. Acara ini digelar di aula sekolah, gratis, tanpa memungut biaya sepeser pun dari siswa maupun orang tua,” ujar Eko Widayani saat ditemui di sekolah, Senin (28/4/2025).
Eko menjelaskan, kegiatan pelepasan tersebut merupakan seremoni simbolis penyerahan kembali siswa kepada orang tua, disertai pelepasan atribut seragam seperti topi atau dasi. Karena kapasitas aula sekolah terbatas, acara ini hanya dihadiri oleh perwakilan orang tua siswa, tanpa unsur komersialisasi.
Ia menambahkan, siswa kelas VII dan VIII biasanya memberikan apresiasi kepada kakak kelas dalam bentuk penampilan seni sederhana. “Tidak ada cinderamata dalam bentuk barang apa pun. Hanya apresiasi seni seperti tari atau musik dari adik-adik kepada kakak kelasnya,” jelas Eko.
Menanggapi isu pungutan Rp1,1 juta hingga Rp1,5 juta yang beredar, Eko dengan tegas membantah. “Dari pihak sekolah tidak ada penarikan dana apa pun. Kalau ada apresiasi dari orang tua melalui komite, itu murni inisiatif mereka, bukan kegiatan sekolah,” imbuhnya.
Baca Juga: Pemilik Usaha di Surabaya Wajib Urus Izin Parkir, Langgar Siap Denda 50 Juta
Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Abdul Ghoni, yang melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke SMPN 1 Surabaya, menyatakan tidak ditemukan adanya pungutan resmi dari sekolah terkait wisuda.
“Kami sudah bertemu dengan kepala sekolah, Dewan Pendidikan Jatim, dan pihak lainnya. Intinya, dari sekolah tidak ada pungutan biaya. Apresiasi yang muncul berasal dari inisiatif wali murid,” ujar Ghoni.
Ia mengimbau agar ke depan, komunikasi antara sekolah dan orang tua diperbaiki agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat mencoreng nama baik sekolah. “SMPN 1 adalah sekolah unggulan. Jangan sampai ada miskomunikasi yang menimbulkan kesan negatif,” tambahnya.
Sementara itu, Ali Yusa dari Dewan Pendidikan Jawa Timur mengakui adanya aduan dari wali murid yang merasa terbebani biaya sekitar Rp1.150.000 untuk acara wisuda. Menurutnya, biaya tersebut mencakup beberapa kegiatan seperti doa bersama, pentas seni, dan buku kenangan.
Baca Juga: SMPN 1 Surabaya Disidak soal Pungutan Wisuda, Begini Temuan DPRD
Namun, setelah klarifikasi dilakukan, diketahui bahwa pungutan tersebut bukan berasal dari pihak sekolah, melainkan murni gotong royong antarorang tua siswa. Ali Yusa menilai, persoalan ini muncul akibat komunikasi yang kurang terbuka antara koordinator kelas (korlas), sekolah, dan wali murid.
“Gotong royong harus dikedepankan, tetapi harus disampaikan dengan jelas dari awal supaya tidak menimbulkan tekanan ekonomi kepada orang tua yang kurang mampu,” ujarnya.
Ia berharap ke depan semua satuan pendidikan di Surabaya, mulai PAUD hingga SMA, mengemas acara kelulusan dengan lebih sederhana, tidak memberatkan siswa, dan mengedepankan nilai edukasi, bukan konsumtif.
Editor : Ading